Just another free Blogger theme

Kamis, 05 September 2019


LAPORAN MENEJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANAGAN  FLAMBOYAN
RSUD BATARA SIANG








KELOMPOK IV


1.   IQBAAL MAULANA , S.Kep
2.   SA’BAN SUBANG, S.Kep
3.   HENDRIK H. IBA, S.Kep
4.   RENO PAUKUMA, S.Kep
5.   RUSNA SIGMARLATU, S.Kep
6.   NURLAILA HI. ARFA, S.Kep
7.   ISMAWATI AKMAL, S.Kep
8.   MAHARANI BALA PUTRI, S.Kep
9.   MARTHA YULIASE ELSIANA YANIT, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AMANAH MAKASSAR MAKASSAR
2019
KATA  PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT,yang telah melimpahkan rahmad dan karuniannya yang tak terhingga,sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususan proposal manajemen ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas manejemen keperawatan pada studi NERS stikes Amanah Makassar.
Penulis menyadari bahwa hasil proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran,pendapat atau kritik yang bersifat konstruktif dar semua demi kesempurnaan penulis proposal ini.
Selama proses meyelesaikan proposal ini banyak kesulitan dan hambatan yang menulis hadapi,namun atas bantuan bimbingan dan kerja sama dari smua pihak yang terlibat di dalamnya hingga hambatan dan kesulitan itu dapa teratasi dengan baik.










Penulis
Tim/Kelompok IV


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RSUD BATARA SIANG

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners
Stase Manajemen Keperawatan

Di Susun Oleh: Kelompok IV

·         Iqbaal Maulana , S.Kep           Sa’ban Subang, S.Kep
·         Hendrik. H. Iba, S.Kep            Reno Paukuma, S.Kep
·         Rusna Sigmarlatu, S.Kep        Nurlaila Hi. Arfa, S.Kep
·         Ismawati Akmal, S.Kep           Maharani Bala Putri, S.Kep
·         Martha Y.E. Yanit, S.Kep

Di Sahkan Pada Tanggal: 24 Agustus 2019

Oleh: 
Kepala Ruangan Flamboyan


HASNIAR.HD,S.Kep,Ns
       NIP:

Pembimbing Institusi

Dr. Ns. Zaenal, S.Kep,M.Kes
DAFTAR ISI
Cover         .................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................. iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................ 1
B.     Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
C.     Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
BAB II  TINJAUAN LAHAN
A.    Manajemen Keperawatan................................................................ 5
B.     Fungsi Manajemen.......................................................................... 6
C.     Standard Asuhan Keperawatan.................................................... 15
D.    Pendokumentasian Asuhan Keperawatan..................................... 18
E.     Model Asuhan Keperawatan......................................................... 23
F.     JCIA (Joint Comition International Acreditation)........................ 29
BAB III PENGKAJIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN FLAMBOYAN  RSUD PANGKEP
A.      Gambaran Umum Rsud Batara Siang.......................................... 35
B.       Pengumpulan Data..................................................................... 51
C.       Analisa Swot Di Ruangan Flamboyan Rsud Batara Siang........... 65
D.      Identifikasi Masalah................................................................... 73
E.       Prioritas Masalah........................................................................ 73
F.        Rencana Startegis..................................................................... 75
BAB IV PEMBAHASAN
A.     Analisi Kesenjangan Teori Dan Penyelesaian........................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan............................................................................... 79
B.     Saran......................................................................................... 79


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKes Amanah Makassar yang sedang berpraktek manajemen keperawatan di ruangan rawat inap Flamboyan  RSUD Batara Siang, ditemukan data bahwa pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih ada yang tidak sesuai dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).
Selain itu, masih ada masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di ruangan ini antara lain masalah kekurangan alat logistik, sehingga hal ini dapat menghambat kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tapi hal ini sudah direkomendasikan ruangan kepada pihak Rumah Sakit.

       B. Tujuan
            Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
            Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa diharapkan mampu untuk : 
a.    Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
b.    Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.
c.    Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara bermain peran (Role play) di salah satu ruangan di ruang rawat inap ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
d.   Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang. dalam mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen keperawatan dengan metode 4M (Man, Methode, Material, dan Money) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.

C.       Manfaat
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada :
1.      Mahasiswa
a.    Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan di lapangan.
b.    Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan manajemen keperawatan.
2.       Perawat
a.    Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di ruang rawat inap ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
b.    Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
3.       Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayanan rumah sakit. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
















BAB II
TINJAUAN LAHAN

A.    Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen  mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

B.    Fungsi Manajemen

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
1.      Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a.    Tujuan Perencanaan
-        Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
-        Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
-        Membantu dalam koping dengan situasi kritis
-        Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
-        Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang.
-        Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
-        Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b.   Tahap dalam perencanaan :
-        Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
-        Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
-        Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
-        Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
-        Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program.
-        Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

c.     Jenis Perencanaan
-       Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
-       Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.

d.   Manfaat  Perencanaan
-        Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
-        Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
-        Memudahkan kordinasi
-        Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara jelas
-        Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
-        Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
-        Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
-        Menghemat waktu dan dana

e.    Keuntungan Perencanaan
-        Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
-        Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
-        Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi keperawatan
-        Memodifikasi gaya manajemen
-        Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

f.     Kelemahan Perencanaan
-        Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
-        Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
-        Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
-        Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
-        Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
2.      Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
a.    Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
-        Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
-        Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
-        Pendelegasian wewenang.
-        Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b.   Langkah-langkah Pengorganisasian
-        Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi perencanaan.
-        Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
-        Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
-        Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
-        Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
-        Mendelegasikan wewenang.
3.      Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.

4.       Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu  untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu :
-       Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
-       Demokratis
            Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
-       Laissez faire
            Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
            Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

5.       Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
-       Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja.
-       Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
-       Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
-       Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.
-       Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
-       Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
-       Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
-       Harus memandang ke depan
-       Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
-       Harus objektif
-       Harus fleksibel
-       Harus menunjukkan pola organisasi
-       Harus ekonomis
-       Harus mudah dimengerti
-       Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah:
-        Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.
-        Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.

Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat :
-        Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja.
-        Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
-        Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
-        Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.

2.3 Standard Asuhan Keperawatan
Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang terpengaruh olehnya.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi: standard pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di rumah sakit, yang meliputi:
Standard 1: Falsafah keperawatan
Standard 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
Standard 3: Pengkajian Keperawatan     
Standard 4 : Diagnosa Keperawatan
Standard 5 : Perencanaan Keperawatan
Standard 6: Intervensi Keperawatan
Standard 7 :Evaluasi Keperawatan
Standard 8: Catatan Asuhan Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawat-perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi, (5) Evaluasi.
2.3.1 Standard I : Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan dicatat.
Kriteria Pengkajian meliputi :
-       Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
-       Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain.
-       Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
-       Status kesehatan pasien masa lalu
-       Status kesehatan pasien saat ini
-       Status biologis-psikologis-sosial-spritual
-       Respon terhadap terapi
-       Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

2.3.2 Standard II : Diagnosa keperawatan
Adapun kriteria proses :
-       Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
-       Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
-       Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.
-       Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.

2.3.3 Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
-       Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan
-       Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
-       Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
-       Mendokumentasikan rencana keperawatan



2.3.4 Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
-       Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
-       Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
-       Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
-       Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
-       Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon pasien.

2.3.5 Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
-       Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
-       Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah pencapaian tujuan
-       Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
-       Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan keperawatan
-       Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.

2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Dokumentasi merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas tertentu secara sah/legal (Carpenito, 1998). Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo, 2009).
2.4.1 Tujuan Dokumentesi Keperawatan
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam Tyo, 2009):
-       Alat komunikasi anggota tim
-       Biling keuangan
-       Bahan pendidikan
-       Sumber data dalam menyusun NCP
-       Audit keperawatan
-       Dokumen yang legal
-       Informasi statistik
-       Bahan penelitian

2.4.2 Makna Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek yaitu :
-       Hukum :
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan perlu dihindari adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2001).

-       Jaminan mutu (Kualitas pelayanan) :
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Dan untuk mengetahui sejauh mana kesehatan pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Nursalam, 2001).
-       Komunikasi :
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan Asuhan Keperawatan (Nursalam, 2001).
-       Keuangan :
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi pasien (Nursalam,2001).
-       Pendidikan :
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan (Nursalam,2001).
-       Penelitian :
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat  dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam, 2001).
-       Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian Asuhan Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi (Nursalam, 2001).

Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah (Tyo, 2009):
a.    Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan
b.    Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang informasi/data yang penting tentang keadaannya
c.    Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat
d.   Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi
e.    Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat
f.     Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
g.    Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat
h.    Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus.
i.      Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j.      Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelas penulis
k.    Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis data terakhir.
l.      Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
2.4.3 Proses dokumentasi keperawatan
Proses dokumentasi keperawatan  mencakup:
a. Pengkajian
-    Mengumpulkan Data
-    Validasi data
-    Organisasi data
-    Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan
-    Analisa data
-    Identifikasdi masdalah
-    Formulasi diagnosa
c. Perencanaan / Intervensi
-    Prioritas Masalah
-    Menentukan tujuan
-    Memilih strategi keperawatan
-    Mengembangkan rencana keperawatan
d.  Pelaksanaan/implementasi
-    Melaksanakan intervensi keperawatan
-    Mendokumentasikan asuhan keperawatan: mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan, mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut, mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya, berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi.
-    Memberikan laporan secara verbal
-    Mempertahankan rencana asuhan
e. Evaluasi
-    Mengidentifikasikan kriteria hasil
-    Mengevaluasi pencapaian tujuan
-    Memodifikasi rencana keperawatan


2.4.4 Manfaat kegunaan dokumentasi implementasi
Manfaat kegunaan dokumentasi implementasiantara lain:
a.  Mengkomunikesikan secara nyata tindakan‑tindakan yang telah dilakukan untuk klien. Hal ini penting untuk :
-       Menghindarkan kesalahan‑kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang seharusnya tidak perlu terjadi
     Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga diberikan obat kembali
-       Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat
-       Melihat hubungan respon‑respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
b.  Menjadi dasar penentuan tugas
Sistem klasifikasi klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan yang sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang harus bartugas dalam setiap shift jaga
c.  Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
-       Dokumen tentang kondisi klien
-       Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk k1ien
-       Kejadian‑kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
d.  Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen tentang penggunaan alat‑alat dan bahan‑bahan akan membantu perhitungan anggaran biaya suatu rumah sakit.

 

2.5 Model Asuhan Keperawatan

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
2.5.1 Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.


 


         











Perawat :
Pengobatan
 

Perawat :
Merawat luka
 










Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional




2.5.2 Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien masih menerima  fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.























Kepala Ruangan

 





Ketua Tim

 

Ketua Tim

 

Ketua Tim

 



Staf Perawat

 

Staf Perawat

 

Staf Perawat

 



Pasien / klien

 

Pasien / klien

 


Pasien / klien

 


 









Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team  nursing

2.5.3 Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.































Perawat pelaksana jika diperlukan days

 

Perawat pelaksana
evening
 

 











Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing

2.5.4 Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.















Kepala Ruangan

 






Staf Perawat

 

Staf Perawat

 

Staf Perawat

 


Pasien / klien

 

Pasien / klien

 

Pasien / klien

 

 





Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing
2.5.5 Modifikasi : MAKP Tim-Primer
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
a      Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b      Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c      Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.


 












(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)
Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
2.6 JCIA (Joint Comition International Acreditation)
Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input
Proses
Output
Sumber daya
Perlengkapan
Persediaan
Penerimaan pasien rawat inap
Pemeriksaan pasien
Edukasi terhadap pasien
Pengobatan
Meningkatnya status kesehatan
Pelayanan yang efisien
Kepuasan pasien
Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1.      Kualitas pelayanan
2.      Kepercayaan masyarakat
3.      Patient safety ervirontment safety
4.      Staff safety
5.      Revenue
6.      Margin
7.      Kesejahteraan karyawan
8.      Daya saing

Manfaat JCIA
1.      Meningkatkan kepercayaan public
2.      Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3.      Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4.      Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan mereka dalam proses pelayanan
5.      Menciptakan budaya yang terbuka
6.      Membangun kepemimpinan yang kolaboratif

Persyaratan umum
1.      Izin operasi
2.      Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3.      Mengikuti standar JCI

Standar JCI
  1. Patient focus function
a.         International patient savety goals
b.         Access to care and continuity of care
c.         Care of patient
d.        Assesment of patient
e.         Anasthesia and surgical care
f.          Patient and family right
g.         Patient and family education
h.         Madication managemet and use
  1. Organitation function
a.         Staff Qualification and education
b.         Goverments, leadership and direction
c.         Fasility management and savety
d.        Management of comunication and information
e.         Quality improvement and patient savety
f.          Prevention and control of infection

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
1.      Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2.      Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3.      Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4.      Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5.      Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan penelitian.
6.      Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7.      Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8.      Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan masukan untuk perbaikan.
9.      Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group
Kedudukan
Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi serta menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan efektif.
Uraian Tugas :
1.      Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2.      Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group petugas ganti) mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3.      Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnnya.
4.      Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5.      Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6.      Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.
7.      Membantu pelaksanaan rujukan
8.      Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas.
9.      Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10.  Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service, mengatur tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.
11.  Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12.  Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
13.  Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.

Tugas Dan Tanggung Jawab CI
Uraian tugas :
1.      Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2.      Melakukan pre conference.
3.      Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
4.      Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi terapeutik
5.      Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan keperawatan
6.      Melakukan bedside teaching
7.      Melakukan ronde keperawatan
8.      Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9.      Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan selama dinas.
10.  Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu ruangan
11.  Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila peserta didik tidak hadir memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam hal : melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan membimbing pembuatan laporan kasus.
12.  Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan malam.

Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana
Uraian tugas :
1.      Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2.      Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3.      Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.
4.      Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.
5.      Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6.      Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter
7.      Membantu pelaksanaaan rujukan
8.      Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan/RS, perawat yang bertugas
9.      Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan
10.  Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service dan peserta didik
11.  Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
12.  Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13.  Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
14.  Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya.
15.  Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota keluarga/keluarga.



















BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
 KEPERAWATAN DI RUANGAN FLAMBOYAN
RSUD PANGKEP

Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners STIKes Amanah Makassar untuk mencapai kompetensi praktek manajemen keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di ruangan Flamboyan. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi.

A. Gambaran Umum RSUD Batara Siang
1.  Sejarah RSUD Batara Siang
          Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep berdiri pada tahun 1972, diprakarsai oleh Bupati Pangkep waktu itu dijabat oleh H. M. ARSAJAD B, dan diresmikan oleh Prof. DR. G. A. SIWABESSY, Menteri Kesehatan RI pada tanggal 6 Oktober 1972 pada awal pendirinya hanya memiliki beberap tenaga full timer dan masih berstatus Rumah Sakit tipe D.
          Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.1226/MENKES/SK/X/19,TANGGAL 26 Oktober 1997 dan kini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep telah menjadi Rumah Sakit Pemerintah Daerah Kelas Madya setara dengan Rumah Sakit Kelas C dan telah berhasil menyandang status Akreditasi Rumah Sakit dengan 12 Pokja pada tahun 2012 lalu.
                        Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep terletak di kota Pangkajene, tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin Jalan poros Makassar - Pare-pare wilayah kelurahan Padoang-doang, Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
                        Kabupaten Pangkep merupakan daerah yang cukup kompleks, karena di daerah ini memiliki 3 dimensi, yaitu : laut, daratan dan pegunungan dengan luas wilayah 1.112,29 km2 secara geografis dan wilayah Kabupaten Pangkep ini berbatasan dengan sebelah utara Kabupaten Barru, sebelah selatan Kabupaten Maros sebelah timur Kabupaten Bone sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimatan, Pulau Jawa, Madura, Nusa tenggara dan Pulau Bali .
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep yang pembangunannya di mulai pada tahun 2003 menempati tanah seluas 35.403 m2 dengan luas bangunan 9.996 m2.

2.    Falsafah, Moto, Visi, Misi Dan Tujuan
Falsafah
Dengan budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi, kita wujudkan kebersamaan dan keharmonisan dalam pelayanan rumah sakit.
Moto
                        Melayani dengan keikhlasan”
Visi
Menjadikan rumah sakit unggul mandiri berlandaskan iman
            Misi
1.   Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional
2.   Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien serta semangat spritual
3.   Menyelenggarakan pengelolaan manajemen yang modern
4.   Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara profesional
5.   Menyelanggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

3. Kedudukan Tugas dan Fungsi
1. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 5 - 12 Agustus 2019 melalui metode:
·      Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, beberapa perawat pelaksana.
·      Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana,  sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
·      Penyebaran kuesioner,  kuesioner disebarkan pada tanggal 07-08 Agustus 2019.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang Kab Pangkep, dideskripsikan sebagai berikut:
1.    MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Flamboyan RSUD Batara Siang dideskripsikan sebagai berikut :
Gambaran ketenagaan Perawat diruangan
            Perawat di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang, 1 orang kepala ruangan dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 2 orang perawat primer dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners dan  10 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 9 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan DIII Keperawatan, 3 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan Sarjana.

Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang  memiliki tenaga perawat yang terdiri dari:

Jumlah tenaga perawat berdasarkan pendidikan :
-S1 Keperawatan + Ners : 10 orang
-S1 Keperawatan : 3 orang
-DIII Keperawatan : 9 orang
Total : 22 orang
a.    Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
Pada tanggal 5 agustus 2019 pendistribusian tenaga keperawatan dan BOR (Bed Ocuping Rate) yang ada di ruang Flamboyan sebagai berikut: pada shift pagi 7 orang perawat, shift sore 4  orang perawat, shift malam 4 orang perawat dan perawat yang libur/off sebanyak 7 orang.
Pembagian jam kerja:
-       Shift Pagi        : 07.30-14.00 WIB
-       Shift Sore        : 14.00-21.00 WIB
-       Shift Malam    : 21.00-07.30 WIB


1)   Rumus Douglas
Tabel 3.1  Jumlah Tenaga Perawat Yang Dibutuhkan
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien.


Berdasarkan perhitungan diatas,maka:
Pagi     : 8 orang
Sore     : 6 orang
Malam : 4 orang
18 orang
Faktor libur dan cuti =  25% x 18 = 4,5 perawat = 4 perawat
Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantunga pasien adalah:
P+S+M+L+1             
Karu=8+6+4+4+1= 22 perawat








2)   BOR (Bed Ocuping Rate)
Dari hasil pengkajian didapatkan jumlah bed di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang adalah 25 bed, jumlah BOR periode bulan Juli tahun 2019 di ruangan  Flamboyan yaitu: 82,13%, dengan rumus (Depkes, 2005):
Diketahui:
Jumlah hari rawatan Bulan Juli           : 616
                                


Jadi,  jumlah BOR periode bulan Juli tahun 2019 di ruangan Flamboyan yaitu:  82 %

3)   ALOS (Average Length of Stay)
Dari hasil pengkajian didapatkan rata-rata lama dirawat dalam satu periode bulan juli 2019 adalah 4 hari dengan jumlah hari rawat 601 hari dan pasien keluar 154 pasien dengan rumus (Depkes, 2005) :


Diketahui :
                                                =  3,90
                                                = 4 HARI       

4)    TOI (Turn Over Interval)
Dari hasil pengkajian didapatkan Turn over interval  ruangan Flamboyan RSUD Batara siang  periode bulan juli 2019 yaitu 4 hari dengan rumus (Depkes, 2005) :


              =

                         =  4,84
                         = 5 hari

b.   Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepala perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Flamboyan RSUD Batara Siang adalah sebagai berikut :
1)   Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang keperawatan melalui perawat pengawas keperawatan secara operasional bertanggung jawab kepada kepala instalasi.
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab nya
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perawatan,meliputi:
-       Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta lain sesuai dengan kebutuhan
-       Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
-       Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan keperawatan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
-       Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
-       Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat
-       Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
-       Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
-       Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standard dan ketentuan.
-       Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan diruang rawat.
-       Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang beraada di wilayah tanggung jawabnya.
-       Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
-       Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan yang optimal.
-       Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan bahan lain yang di perlukan diruang rawat.
-       Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
-       Mempertanggung jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
-       Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarga meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit. Tata tertib ruangan,fasilitas yang ada,cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
-       Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite).
-       Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat inap menurut tingkat kegawatannya,infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuha keperawatan.
-       Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang di hadapinya.
-       Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan  perawatan berlangsung.
-       Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien ataupun keluarga dalam batas kewenangan.
-       Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
-       Memeliharan dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
-       Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruangan yang lain,seluruh kepala bidang,kepala bagian,kepala instalasi dan kepala unit di rumah sakit.
-       Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,pasien dan keluarganya sehingga memberikan keterangan.
-       Meneliti pengisian fomulir sensus harian pasien diruangan.
-       Memeriksa dan meneliti pengisian ddaftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien. Kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat pengkajian sesuai dengan deritanya.
-       Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
-       Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat.
-       Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian dan penilaian,meliputi: mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
-       Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan .
-       Mengawasi dan megendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien
-       Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dna pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruanga rawat.
2) Kepala Grup Atau Perawat Primer
Kedudukan
Perawat ketua grup atau perawat primer adalah seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas,bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
Tugas pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien atau anggota keluarga sesuai dengan standard profesi serta menggunakan daftar memeliharan logistik keperawatan secara efektif dan efisien.
Uraian Tugas
-       Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta hubungan tepeutik,hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian atau tindakan kepada klien/keluarga panduan orientasi ini sebaiknya dilaminating dan digantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
-       Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah ddilakukan pp pada sore,malam atau hari libur.
-       Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standard renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
-       Melaksanakan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah tanggung jawabnya sesuai dengna klien yang dirawat (pre conference).
-       Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap kali giliran jaga (shift) pembagian klien didasarkan pad ajumlah klien,tingkat ketergantungan klien,dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP di dampingi oleh 2 orang PA,maka semua klien dibagi pada kedua PA sebanyak penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan,bila PP hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20% dan klien tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA penetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan membantu PA dibawha tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
-       Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam melakukan tindakan keperawatan,apakah sesuai dengan SOP.
-       Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
-       Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan ddan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
-       Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
-       Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan PA.
-       Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya,bila PP tidak ada visite di dampingi oleh PA sesuai dengna timnya.
-       Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari.
-       Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien (bergantung pada kondisi klien). bila PP cuti atau libur, tugas-tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat.
-       Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau pun keluarga.
-       Membuat perencanaan pulang.

4) Perawat Pelaksana/ Perawat Ahli
Uraian Tugas
-       Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
-       Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
-       Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
-       Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
-       Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikannya pada format tersedia.
-       Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
-       Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
-       Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
-       Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
-       Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan dan tindakan.
-       Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
-       Melakukan investarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
-       Membantu tim lain yang membutuhkan.
-       Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.

c.    Lingkungan Kerja
Proses asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya terlaksana secara optimal maka ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang dibagi menjadi11 ruangan . Dengan jumlah bed yang tersedia 23 buah di kamar 3 ada 10 bed dibagi menjadi 2 ruangan, dikamar 2 ada 8 bed dibagi menjadi 2 ruangan, kamar 1 ada 4 bed dibagi menjadi dua ruangan. dan 1 kamar VIP, 1 ruang tindakan, 1 ruang penyimpanan, 1 ruang perawat dan 1 gudang.
Rumah sakit memberikan kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan dan meningkatkan SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 Keperawatan), dan mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan  oleh kepala ruangan. Perawat juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan keperawatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar rumah sakit RSUD Batara siang. Perawat ruangan flamboyan sudah ada dan belum ada yang pernah mengikuti pelatihan infeksi nosokomial dan komunikasi keperawatan
Kepala ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang juga menggadakan pertemuan harian, mingguan, dan bulanan. Pada pertemuan harian dilakukan lebih kurang 20 menit sebelum atau sesudah pelaksanaan timbang terima.
Kepala ruangan juga melakukan penilaian terhadap kinerja perawat dengan setiap sebulan sekali, selain itu kepala ruangan juga memberikan teguran/punishment langsung kepada staf yang kinerjanya bagus, kepala ruangan juga memberikan pujian/reward secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai role model terhadap staf yang lain.
d.      jenis pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep

A.    Tenaga kesehatan dan non kesehatan

B.     Pengumpulan Data
*    Pelayanan Penunjang Medik
§  Radiologi seperti Rontgen foto dengan atau tanpa kontras dan USG.
§  Laboratorium Patologi Klinik
§  Laboratorium Patologi Anatomi
-       Pemeriksaan hapusan leher rahim ( Pap’s Smear )
-       Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus
-       Pemeriksaan cairan pleura dan anasites
-       Pemeriksaan Sputum
§  Anastesi
§  Farmasi
§   
*      Pelayanan penunjang Non Medik.
§  Instalasi Gizi
§  Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

2.    METODE
a.    Perencanaan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa ruangan Flamboyan RSUD Batara siang tidak memiliki visi, misi, motto dan falsafah tersendiri dimana visi, misi, motto, falsafah yang diterapkan diruangan selalu berpedoman pada visi, misi, motto dan falsafah RSUD Batara Siang. Adapun falsafah, tujuan, fungsi, visi, misi, motto dan norma RSUD Batara Siang adalah:
Falsafah RSUD Batara Siang
Dengan budaya Sipakatua, Sipakainge, Sipakalebbi, kita wujudkan kebersamaan dan keharmonisan dalam pelayanan rumah sakit.
Moto RSUD Batara Siang
                        Melayani dengan keikhlasan”
Visi RSUD Batara Siang
Menjadikan rumah sakit unggul mandiri berlandaskan iman
Misi RSUD Batara Siang
6.   Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional
7.   Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien serta semangat spritual
8.   Menyelenggarakan pengelolaan manajemen yang modern
9.   Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara profesional
Menyelanggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Tujuan RSUD Batara Siang
a)      Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Pangkep
b)      Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Pangkep  sebagai Rumah  Sakit yang unggul dalam pelayanan dan ramah lingkungan
c)      Terwujudnya Rumah Sakit modern yang mampu memberikan pelayanan  medis yang sesuai dengan prosedur dan strategi standar pelayanan yang  memadai dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat umum dan  masyarakat industri.

Standar pelayanan ruangan Flamboyan RSUD Batara siang
Standar pelayanan keperawatan di ruangan Flamboyan RSUD Batra Siang adalah :
Ø Pelayanan harus sesuai dengan standar pelayanan medis
Ø Pelayanan yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan dilaksanakan secara terpadu
Ø Adanya panduan orientasi bagi pasien dan keluarga
Ø  
Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki ketetapan jam berkunjung untuk keluarga pasien yaitu pagi jam 10.00-12.00 WITA, dan sore 16.00-18.00 WITA.  berdasarkan observasi penetapan jam berkunjung sudah optimal, hal ini terlihat dengan adanya keluarga pasien yang berkunjung datang  pada jam yang telah ditentukan.


Metode Asuhan Keperawatan
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan keperawatan yang dipergunakan ruang Flamboyan RSUD Batara siang adalah metode perawatan primer. Setiap perawat primer memiliki tujuh - empat orang  perawat ahli/ perawat pelaksana dan setiap perawat bertanggung jawab 3 atau 4 orang pasien.

Standar Asuhan Keperawatan
Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki standar asuhan keperawatan (SAK) yang terdiri dari : pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan catatan asuhan keperawatan.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa format pengkajian sudah sesuai sehingga dari hasil observasi pengisian format lengkap sehingga data pengkajian optimal. Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang juga sudah memiliki format pengkajian awal secara head to toe namun belum berjalan secara efektif.





b.   Pengorganisasian Text Box: KEPALA RUANGAN
HASNIAR.HD.,S.Kep,Ns








Text Box: FAHIRA.,AMK






















Metode penugasan perawat adalah metode primer. Perawat ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan kepada perawat primer. Jika perawat primer yang tidak hadir maka tugas didelegasikan kepada perawat ahli/ perawat  pelaksana yang  ditunjuk.
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem  pendelegasian tugas keperawatan di rungan Flamboyan RSUD Batara Siang dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan  primer, dimana  pendelegasian  dilakukan dari kepala ruangan kepada PP, dan selanjutnya PP mendelegasikan kepada PA di dalam timnya. Setiap perawat juga bertanggung jawab terhadap 2 - 4 orang pasien. Apabila kepala ruangan  berhalangan  atau  sakit maka  yang bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah PP, dan bila PP dari group I berhalangan  dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan tugas dan wewenang diberikan kepada  PP dari gropu II dan juga sebaliknya.
c.    Kepegawaian
Penyusunan daftar dinas pagi,  sore, dan malam dilakukan oleh kepala ruangan dengan ketentuan :
·      Ka Ruangan : di dalam satu bulan  masuk pagi dan dalam seminggu  2x, libur
·      Perawat Primer : di dalam satu bulan  masuk pagi dan dalam seminggu  2x, libur
·      Perawat Pelaksana : di dalam satu bulan masuk malam 6-7x libur 2 kali per minggu.
Operan tanggung jawab perawatan dilakukan setiap perawatan. Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat yang bertugas. Operan dengan cara bed to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan perawatan selanjutnya.
d.   Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik diruangan Flamboyan dilakukan dengan cara pemecahan masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan:
·      Melakukan diskusi bersama
·      Menyadari adanya perbedaan
·      Memiliki sikap empati
·      Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
·      Setuju terhadap keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang untuk menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah “smoothing over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang baik, dan tana emosional.
e.    Pengawasan
Di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang, pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dilakukan secara berkala oleh bagian bidang keperawatan yaitu 1x dalam 4 bulan. Namun, berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatn pasien belum sesuai dengan standard asuhan keparawatan yang terdapat di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang. Format pengkajian belum diisi dengan baik dan jelas.


3.    MATERIAL
Lokasi dan denah ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang terdiri dari 11 ruangan dengan pembagian sebagai berikut : Nurse Station, 7 ruangan rawat. 1 ruangan tindakan, 1 ruangan penyimpanan 1 ruangan gudang.

Denah Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang


 











Pengadaan logistik di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat kesehatan diatur secara terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan sampah yang terpisah di ruang Flamboyan RSUD Batara siang, yaitu tempat pembuangan sampah medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda tajam, penggunaan papan identitas pasien menggunakan Id Bed. Gelang nama berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama berwarna pink digunakan pada pasien wanita, dan gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi, penggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang juga tersedia obat- obat emergency yang tersusun rapi di dalam lemari dan perlengkapan alat- alat medis lainnya. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang flamboyan/ Pavilliun terdiri dari 23 tempat tidur dan kesemuanya dalam kondisi yang baik.
Namun dalam beberapa hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen central yang belum terpenuhi terpenuhi secara maksimal. dan masih menggunakan tabung oksigen.

Daftar Nama Alat Keperawatan, Jumlah dan Standar yang tersedia di Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:


Daftar Obat, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:

Daftar Alat Tenun, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:

Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:

4.    MONEY
Ruang di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUD Flamboyan baik untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai di ruangan Flamboyan mendapatkan gaji dan uang makan perbulan berdasarkan golongan.dalam sebulan diterima diakhir bulan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan BPJS dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif (jasa medic). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala ruangan.
Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.
Biaya pasien di ruangan flamboyan juga diatur dalam sistem pembayaran biaya perawatan satu pintu (central) dengan rincian:
Kelas
Jasa sarana
Jasa pelayanan
Total
1
 VIP
2
3
Rp. 150,000
Rp. 210,000
Rp. 98,000
Rp. 48,000
Rp. 60,000
Rp. 90,000  
Rp. 42,000
      Rp. 32,000
Rp. 210,000
Rp. 300,000
Rp. 140,000
Rp. 80,000


3.3  Analisa SWOT di Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
3.3.1 MAN
Strenght
Weakness
Opportunity
Threatened
·         Jumlah tenaga perawat di Ruangan Rafflesia/Pavilliun  berjumlah 22 orang, dengan jenjang pendidikan S1 keperawatan + Ners 10 orang, DIII keperawatan 9 orang, , S1 Keperawatan 3 orang,
·         Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sudah sesuai dengan SOP.
·         Adanya pelatihan yang telah dilakukan kepada perawat yaitu Infeksi Nosokomial.
·         Perawat di Ruangan Rafflesia/Pavilliun  diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
·         Kepala ruangan memberikan kesempatan kepada perawat untuk menyampaikan kendala yang ada di ruangan.
·         Adanya CI yang mengkoordinir mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan (PBL).

·         Berdasarkan observasi masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela.

·         Adanya mahasiswa yang sedang praktek belajar di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang.
·         RSUD Batara Siang Merupakan Rumah Sakit berstandar paripurna

·         Adanya tuntutan masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional.


3.3.2 METODE
Strength
Weakness
Oppurtunity
Threat
·      Memiliki Visi, Misi, Falsafah, Motto RSUD Batara Siang yang berlaku di Ruangan Flamboyan  
·      Kepala ruangan melakukan supervise terhadap pegawai dan di Ruangan Flamboyan.
·      Kepala ruangan telah melakukan fungsinya sesuai dengan peran pada fungsi pengendalian dan evaluasi. Hal ini dilihat dari adanya operan pre dan post conference
·      Ruangan Flamboyan memberikan pelayanan kepada pasien Umum, BPJS PBI dan NON PBI
·      Memiliki struktur organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai alur struktur
·      Di setiap shift, ada penanggung jawab terhadap ruangan.
·      Terdapat jadwal dinas yang disusun setiap bulan
·      Deskripsi tugas perawat tersusun dengan jelas
·      Sudah adanya format dokumentasi yang terintergrasi (catatan integrasi) yang digunakan sebagi dokumentasi semua tenaga medis.
·      Ruangan Flamboyan telah difasilitasi dengan SAK dan SOP


·         Format checklist intervensi sudah ada namun belum disosialisasikan.
·         visi misi ruangan yang tidak ada

·      RSUD Batara Siang merupakan satu satunya Rumah Sakit pemerintah kabupaten pangkajenne dan kepulauan  dengan tipe akreditasi paripurna
·           Adanya tuntutan akan pelayanan keperawatan yang lebih baik.






3.3.3 MATERIAL
Strength
Weakness
Opportunity
Threatened
·      Ruang Ruangan Flamboyan telah memberikan fasilitas  gelang tangan sebagai  identitas pasien sebagai pengganti papan nama identitas pasien.
·         Ruang Flamboyan telah memiliki pembagian ruagan yang jelas
·         Ruangan Flamboyan telah memiliki pembagian alat medis dan alat tenun yang terpisah
·         Telah terdapat petunjuk teknik cuci tangan yang benar yang diletakkan di dekat tempat desinfektan untuk cuci tangan di Ruangan Flamboyan yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak baik perawat, mahasiswa, pasien maupun keluarga pasien.
·         Telah tersedia tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah  medis, domestik dan alat- alat tajam.
·         Ruangan Flamboyan sudah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yaitu sistem komputerisasi dalam pemasukan data.

·         struktur organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan struktur lama
·         papan informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di didinding ruangan secara tidak teratur
·         standar pelayanan yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas melihat standar pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang.
·         tidak terdapat tabung O2 transfer
·         tidak ada selimut didalam ruangan




·      RSUD Batara Siang merupakan rumah sakit tipe akreditasi paripurna yang memungkinkan untuk memperoleh fasilitas yang lengkap sehingga ruang memiliki kesempatan yang besar untuk melengkapi fasilitas kesehatan yang belum tersedia.

·         Adanya persaingan mutu pelayanan antar Rumah Sakit yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan.













Text Box: ERNI LINDA, AMKText Box: KHAERUNNISA, S.KepText Box: RANI PRATIWI., S.Kep,NsText Box: ST. SUHAEBAH., S.KepText Box: ZULKIFLY SYAM., S.Kep,NsText Box: INSANA, S.Kep,NsText Box: RIMBAWATI., S.Kep,NsText Box: NURSAKINA., AMK3.3.4 MONEY
Strenght
Weakness
Opportunity
Threatened
·         Ruangan Flamboyan memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan.
·         Pergantian alat yang rusak diruangan dilaporkan oleh perawat pelaksana kepada perawat penanggung jawab alat dan perawat penanggung jawab membuat laporan kepada bagian instalasi dan atas persetujuan kepala ruangan Flamboyan.


·      Bantuan jaminan pembayaran Umum dan BPJS.
·      Pembayaran jasa pelayanan Umum dan BPJS langsung dilakukan transaksi di Kasir RSUD Batara Siang sesuai dengan rincian tindakan pada pasien.
·         Adanya izin/tugas belajar dari pimpinan/direktur.











3.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk memudahkan dalam melakukan prioritas. adapun perumusan sebagai berikut :
1.      visi misi ruangan tidak ada
2.      struktur organisasi belum terupdate
3.      papan informasi masih sangat kecil
4.      tidak terdapat tabung O2 Transfer
5.      tidak terdapat selimut diruang perawatan
6.      standar pelayanan yang masih sangat kecil
7.      standar pelayanan yang masih terlalu kecil

3.4     PRIORITAS MASALAH
3.4.1        Man
·      Berdasarkan observasi masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela.

3.4.2   Metode
·      Format checklist intervensi sudah ada namun belum di sosialisasikan.
3.4.3   Material
·      struktur organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan  struktur lama
·      papan informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di didinding ruangan secara tidak teratur
·      standar pelayanan yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang.




1.     Seleksi alternatif Prioritas masalah

Terdapat 5 (lima alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dan akan diseleksi menjadi 3 (dengan pembobotan) menggunakan metode CARL yaitu Capability (C) artinya kemampuan melaksanakan alternatif, Accesability (A) artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif, Readiness (R) artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif dan Leverage (L) artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah.
Dari masing – masing aspek memiliki bobot sendiri dengan rentang 1 – 4 yaitu :
1.         4 (empat)  = sangat mampu
2.         3 (tiga)        = mampu
3.         2 (dua)        = cukup mampu
4.         1 (satu)       = tidak mampu
Dari bobot nilai diatas dapat ditentukan alternatif penyelesaian masalah yang paling prioritas dengan melihat jumlah skor paling tinggi:
Tabel  3
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
NO
Alternatif Pemecahan masalah
S   k   o   r
Total
C
A
R
L
1.

2.

3.



Pengorganisasian ulang bagan organisasi ruangan
Pengadaan papan informasi terbaru

Perbaikan standar pelayanan


4

4

4




4

4

4



4

4

4




3

3

3





192

192

192





Rencana Startegis



BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Analisi Kesenjangan Teori dan Penyelesaian
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi manajemen keperawatan STIKes Amanah Makassar tanggal 5 agustus – 24 Agustus 2019, terdapat beberapa masalah. Setelah dianalisa dan dengan mempertimbangkan  kemampuan kelompok, maka kelompok memutuskan untuk mengatasi beberapa masalah ruangan Flamboyan seperti tersebut dibawah ini yang terkait dengan sistem manajemen yang dapat di intervensi oleh mahasiswa. Setelah di intervensi kelompok mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali dengan konsep teoritis yang ada dan bagaimana pencapaian kelompok.
Adapun gambaran masalah fungsi manajemen yang di intervensi mahasiswa dan kinerja kelompok adalah sebagai berikut :
Man
Masalah yang ditemukan kelompok di ruangan Flamboyan RSUD Batara siang  terkait dengan man Berdasarkan observasi masih adanya Berdasarkan observasi masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela. kelompok masih belum mampu untuk mengatasinya, sehingga kelompok tidak memasukkan masalah ini ke daftar masalah ruangan yang akan diatasi oleh kelompok.
Metode
Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan karena memiliki aspek legalitas yang akan menjadi aspek hukum untuk melindungi setiap tindakan keperawatan, bila sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, pendokumentasian asuhan keperawatan dapat menjadi bukti otentik telah dilakukan tindakan keperawatan kepada pasien (Carpenito, 1999).
·      Format checklist intervensi sudah ada namun belum di sosialisasikan.


Material
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit (Urrahman, 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
Berdasarkan hasil observasi kelompok terhadap logistik yang tersedia di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang terdapat beberapa masalah
·      Belum tersedianya kotak saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan yang diisi oleh semua pihak guna meningkatkan mutu pelayanan  di Ruangan 
·      struktur organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan  struktur lama
·      papan informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di didinding ruangan secara tidak teratur
·      standar pelayanan yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang. Dalam  hal ini kelompok melakukan pengadaan atau pembaharuan struktur organisasi ruangan, memperbaharui papan informasi dan memperjelas standar pelayanan ruangan Flamboyan

Money
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kelompok di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang, tidak terdapat masalah terkait dengan keuangan di ruangan ini.






















BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang dimulai pada tanggal 05 Aguatus s/d 24 Agustus 2019. Kelompok melakukan pengkajian selama 5 hari dari tanggal 05 Agustus s/d 10 agustus  2019  kemudian data diolah/analisa  dan merumuskan masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah – masalah tersebut kelompok sudah melakukan intervensi yaitu :
·      struktur organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan  struktur lama
·      papan informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di didinding ruangan secara tidak teratur
·      standar pelayanan yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang. Dalam  hal ini kelompok melakukan pengadaan atau pembaharuan struktur organisasi ruangan, memperbaharui papan informasi dan memperjelas standar pelayanan ruangan Flamboyan

5.2  Saran
1.    Pihak Rumah Sakit
Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
2.      Pihak Perawat Ruangan
a.    Perawat Flamboyan  melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan benar demi terpenuhinya kebutuhan pasien
b.    Sebaiknya ruangan  Flamboyan tetap menjalankan metode primer supaya kebutuhan pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang  menjadi  standarisasi  metode  primer.
c.    Diharapkan adanya penambahan alat logistik untuk mempermudah kerja perawat di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
d.   Mengadakan pendidikan kesehatan secara rutin dan terjadwal terhadap klien dan anggota keluarga dalam rangka mengoptimalkan mutu asuhan keperawatan yang di berikan.
e.    Tetap mensosialisasikan slogan anjuran yang telah ditempelkan dan mempertegas peraturan rumah sakit pada klien dan anggota keluarga.
f.     Sosialisasi dalam penyusunan – penyusunan status pasien tidak hanya pada perawat tetapi juga kepada semua tenaga medis
g.    Sosialisasi pendokumentasian sebaiknya dilakukan secara berkala
h.    Sebaiknya seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah memakai atribut yang lengkap dan rapi.
i.      Seluruh warga rumah sakit (tenaga medis dan non medis, pasien dan keluarga pasien) menjaga fasilitas yang sudah disediakan oleh RS.
5.3  Kesan
1.    Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di ruangan  Flamboyan, dimana kelompok mendapat pengetahuan bagaimana memanajemen suatu ruangan rawat inap serta proses-proses yang berjalan dalam sebuah ruangan.
2.    Perawat diruangan Flamboyan,  dapat menerima kehadiran tim manajemen Profesi Ners STIKes Amanah Makassar dengan terbuka, perawat juga banyak memberikan masukan dan bimbingan yang berharga bagi kelompok baik kepada Karu, dan perawat lainnya.






DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2 Bahasan Indonesia), Jakarta : EGC

Depkes. (2002). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat Pelayanan Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach (3th Edition). Philadelpia: W.B. Saunders

Komite Keperawatan RSUD Ibnu Sutowo. (2004). Pedoman Model Praktek Keperawatan Profesional Yang disederhanakan (MPKPs). Baturaja OKU: RSUD Ibnu Sutowo

Nursalam. (2001). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi I. Jakarta : EGC

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika

Priharjo, R (1995), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC

Rahmulyono. A. (2008). Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien Puskesmas Depok I Sleman, Fakultas Ekonomi.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Surjawati. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan. Disampaikan dalam Seminar Nasional Persi. Jakarta

Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher, Toronto

Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan. Dibuka pada website http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/ pada tanggal 31 Februari 2010

Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat. Dibuka pada website www.uii.ac.id pada tanggal 28 Januari 2009.


































l
a
m
i
r
a
n
 
 




















                                                 



























PLANNING OF ACTION (POA)




HASIL PELAKSANAAN POA





ABSEN SEMINAR AKHIR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES AMANAH MAKASSAR
RUANGAN PERAWATAN ANAK FLAMBOYAN
RSUD BATARA SIANG KAB. PANGKEP


Makassar, ..........Agustus 2019


Preseptor Lahan                                          Preseptor Institusi





................................                                  ................................