LAPORAN MENEJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANAGAN FLAMBOYAN
RSUD BATARA SIANG
KELOMPOK IV
1.
IQBAAL MAULANA , S.Kep
2.
SA’BAN SUBANG, S.Kep
3.
HENDRIK H. IBA, S.Kep
4.
RENO PAUKUMA, S.Kep
5.
RUSNA SIGMARLATU, S.Kep
6.
NURLAILA HI. ARFA, S.Kep
7.
ISMAWATI AKMAL, S.Kep
8.
MAHARANI BALA PUTRI, S.Kep
9.
MARTHA YULIASE ELSIANA YANIT, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKES) AMANAH MAKASSAR MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat allah SWT,yang telah melimpahkan rahmad dan karuniannya yang tak
terhingga,sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususan proposal manajemen
ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas manejemen
keperawatan pada studi NERS stikes Amanah Makassar.
Penulis menyadari bahwa hasil
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,mungkin masih banyak kekurangan atau
kelemahan baik dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya saran,pendapat atau kritik yang bersifat
konstruktif dar semua demi kesempurnaan penulis proposal ini.
Selama proses meyelesaikan proposal
ini banyak kesulitan dan hambatan yang menulis hadapi,namun atas bantuan
bimbingan dan kerja sama dari smua pihak yang terlibat di dalamnya hingga
hambatan dan kesulitan itu dapa teratasi dengan baik.
Penulis
Tim/Kelompok IV
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP
FLAMBOYAN
RSUD BATARA SIANG
Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Praktik Profesi Ners
Stase Manajemen
Keperawatan
Di Susun Oleh:
Kelompok IV
·
Iqbaal Maulana , S.Kep Sa’ban Subang, S.Kep
·
Hendrik. H. Iba, S.Kep Reno Paukuma, S.Kep
·
Rusna Sigmarlatu, S.Kep Nurlaila Hi. Arfa, S.Kep
·
Ismawati Akmal, S.Kep Maharani Bala Putri, S.Kep
·
Martha
Y.E. Yanit, S.Kep
Di Sahkan Pada
Tanggal: 24 Agustus 2019
Oleh:
Kepala Ruangan
Flamboyan
HASNIAR.HD,S.Kep,Ns
NIP:
Pembimbing Institusi
Dr. Ns. Zaenal, S.Kep,M.Kes
DAFTAR
ISI
Cover .................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan
Penulisan.............................................................................. 2
C. Manfaat
Penulisan ........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN
LAHAN
A. Manajemen
Keperawatan................................................................ 5
B. Fungsi
Manajemen.......................................................................... 6
C. Standard
Asuhan Keperawatan.................................................... 15
D. Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan..................................... 18
E. Model
Asuhan Keperawatan......................................................... 23
F. JCIA (Joint Comition International Acreditation)........................ 29
BAB III PENGKAJIAN
DAN ANALISIS MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN FLAMBOYAN RSUD PANGKEP
A. Gambaran Umum Rsud
Batara Siang.......................................... 35
B. Pengumpulan
Data..................................................................... 51
C. Analisa Swot Di
Ruangan Flamboyan Rsud Batara Siang........... 65
D. Identifikasi Masalah................................................................... 73
E. Prioritas
Masalah........................................................................ 73
F.
Rencana
Startegis..................................................................... 75
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Analisi
Kesenjangan Teori Dan Penyelesaian........................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan............................................................................... 79
B.
Saran......................................................................................... 79
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rumah
Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan dan
merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang dikeluarkan , dimana sebagian besar
dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara
maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan
medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang ada di
rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien,
sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon
oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan
menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi
dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas
maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang.
Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen
keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap
tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata
di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan
aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Amanah
Makassar yang sedang
berpraktek manajemen keperawatan di ruangan rawat inap Flamboyan RSUD
Batara Siang, ditemukan data
bahwa pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih
ada yang tidak sesuai dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini
dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling).
Selain itu, masih ada masalah manajemen keperawatan yang
ditemukan di ruangan ini antara lain masalah kekurangan alat logistik, sehingga
hal ini dapat menghambat kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tapi hal ini sudah direkomendasikan ruangan kepada pihak Rumah Sakit.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa
memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dan
manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek
manajemen keperawatan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
a. Mengidentifikasi
masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen keperawatan yang terdapat di
ruang rawat inap ruang
rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
b. Mempraktekkan
konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik manajemen pelayanan maupun
manajemen asuhan keperawatan.
c. Mengaplikasikan
model keperawatan modular dengan cara bermain peran (Role play) di salah satu
ruangan di ruang rawat inap ruang rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang.
d. Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap ruang
rawat inap Flamboyan RSUD Batara Siang. dalam
mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen keperawatan dengan metode 4M
(Man, Methode, Material, dan Money) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.
C.
Manfaat
Dengan diadakannya praktek manajemen
keperawatan ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada :
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa
lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan
di lapangan.
b. Mahasiswa
mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan manajemen keperawatan.
2. Perawat
a. Membantu
meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di ruang rawat inap
ruang rawat inap Flamboyan RSUD
Batara Siang.
b. Menambah
pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan masalah yang
ditemukan.
3. Rumah
Sakit
Data yang diperoleh dari hasil
pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya
peningkatan mutu manajerial pelayanan rumah sakit.
BAB
II
TINJAUAN LAHAN
A. Manajemen
Keperawatan
Manajemen berasal
dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat sebagai
proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk
memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
2002).
Manajemen
keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan,
mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan
Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya,
maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan
sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan
bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas
manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari
fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan
yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
B. Fungsi Manajemen
Pada fungsi
manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Staffing
(kepegawaian), Directing
(pengarahan), Controlling
(pengendalian/evaluasi).
1.
Planning
(Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi
terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya,
(2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen
secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan
terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000)
mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya.
Dibidang kesehatan
perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan
masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
-
Untuk
menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
-
Agar
penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
-
Membantu
dalam koping dengan situasi kritis
-
Meningkatkan
efektivitas dalam hal biaya
-
Membantu
menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan
datang.
-
Dapat
digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
-
Penting untuk
melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
-
Penting untuk
melakukan kontrol yang lebih efektif
-
Analisis
situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
-
Mengidentifikasi
masalah dan penetapan prioritas masalah
-
Merumuskan
tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
-
Mengkaji
kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program.
-
Menyusun
Rencana Kerja Operasional (RKO)
c. Jenis Perencanaan
-
Perencanaan Strategi
Perencanaan
strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang sistematis dalam
pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan
yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan
upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang
diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan
strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan
operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan, serta
menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara
menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi
perawatan pasien.
Di
dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan
rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi
pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai
terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat
Perencanaan
-
Membantu
proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
-
Memberikan
cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
-
Memudahkan
kordinasi
-
Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara jelas
-
Membantu
penempatan tanggung jawab lebih tepat
-
Membuat
tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
-
Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti
-
Menghemat
waktu dan dana
e.
Keuntungan
Perencanaan
-
Mengurangi
atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
-
Dapat dipakai
sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
-
Memberikan
suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi keperawatan
-
Memodifikasi
gaya manajemen
-
Fleksibilitas
dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
-
Perencanaan
mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang
masa yang akan datang
-
Perencanaan
memerlukan biaya yang cukup banyak
-
Perencanaan
mempunyai hambatan psikologis
-
Perencanaan
menghambat timbulnya inisiatif
-
Perencanaan
menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian
adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai
macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Berdasarkan
penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas
menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan
dapat diketahui :
-
Pembagian
tugas untuk perorangan dan kelompok.
-
Hubungan
organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan
yang dilakukannya.
-
Pendelegasian
wewenang.
-
Pemanfaatan
staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
-
Tujuan
organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi
perencanaan.
-
Membagi habis
pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
-
Menggolongkan
kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
-
Menetapkan
berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
yang diperlukan.
-
Penugasan
personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
-
Mendelegasikan
wewenang.
3. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu
organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks.
Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan
staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu
kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien,
perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program
pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan
untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup personil
keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari
dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus
disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan
rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff
keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain
memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi
staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu,
dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan,
jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel
perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff
kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan. Rencana harus
ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara
efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,
struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur
tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang
termasuk dalam fungsi staffing adalah
prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar
yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian
aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih
sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja.
Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk
memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara
ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada
siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam
dan metode lain yang biasa.
4.
Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah
hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan
terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang
efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya
menyusun dan mencapai tujuan. Gardner
dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses
persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk
kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau
usulan bersama.
Seorang manajer yang
ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu
untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi)
staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu :
- Autokratik
Pemimpin
membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan penyelesaian tugas
dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan
permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan
inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam
proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan
menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan
demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
- Laissez
faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan
segala serba boleh, dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin
tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang
senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar
mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada para
pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya.
Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen
partisipasi oleh perawat professional.
5.
Controlling (Pengawasan)
Fungsi
pengawasan atau pengendalian (controlling)
merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang
erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan
merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana
yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan
juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan
atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta
prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick,
1998).
Tugas
seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi
pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh
staff dan hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat
penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu
dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja
untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan
telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem
control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
- Harus memandang ke depan
- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi
control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer
perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional
jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan
untuk perubahan yang cepat.
Dua metode
pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan
adalah:
-
Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur
dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa
tugas dalam keperawatan.
-
Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat
dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi
pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh
manfaat :
-
Dapat
diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standard atau rencana kerja.
-
Dapat
diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
-
Dapat
diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan
telah digunakan secara benar.
-
Dapat
diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan.
2.3
Standard Asuhan Keperawatan
Standard
merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya yang bertindak
sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik pembeda,
ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh
orang-orang yang terpengaruh olehnya.
Praktik
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggungjawabnya.
Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat oleh Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit,
Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah.
Tujuan
standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi
biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan
tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis
standar profesi keperawatan meliputi: standard pelayanan keperawatan, standard
praktik keperawatan, standard pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan
keperawatan berkelanjutan.
Selain
standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus melaksanakan
standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di
rumah sakit, yang meliputi:
Standard 1: Falsafah keperawatan
Standard 2: Tujuan Asuhan
Keperawatan
Standard 3: Pengkajian
Keperawatan
Standard 4 : Diagnosa
Keperawatan
Standard 5 : Perencanaan
Keperawatan
Standard 6: Intervensi
Keperawatan
Standard 7 :Evaluasi
Keperawatan
Standard 8: Catatan Asuhan
Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria
dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard
membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran
hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan,
biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka
juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang
perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma,
dan sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau
keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama
dengan perawat-perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada
pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini
digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan.
Dalam
menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik
keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang
mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2)
Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi, (5) Evaluasi.
2.3.1
Standard I : Pengkajian
keperawatan
Pengumpulan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat
dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan dicatat.
Kriteria Pengkajian
meliputi :
- Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese,
observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
- Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang
yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain.
- Data yang dikumpulkan difokuskan untuk
mengidentifikasi :
-
Status kesehatan pasien masa
lalu
-
Status kesehatan pasien saat
ini
-
Status
biologis-psikologis-sosial-spritual
-
Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2.3.2 Standard II : Diagnosa keperawatan
Adapun kriteria proses :
- Proses diagnosa terdiri dari analisis,
interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P),
penyebab (E), dan tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P,
E).
- Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan
lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.
- Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa
berdasarkan data terbaru.
2.3.3 Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat
rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan
pasien.
Kriteria proses,
meliputi :
- Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas
masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan
- Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan
- Perencanaan bersifat individual sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien
- Mendokumentasikan rencana keperawatan
2.3.4 Standard IV :
Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah
diidentifikasi dalam proses Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses,
meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien
memodifikasi lingkungan yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan respon pasien.
2.3.5 Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi
kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan
merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria
prosesnya adalah:
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari
intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
- Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam
mengukur ke arah pencapaian tujuan
- Memvalidasi dan menganalisa data baru
dengan teman sejawat
- Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk
memodifikasi perencanaan keperawatan
- Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi
perencanaan
Melalui aplikasi
standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan diharapkan
akan menjadi lebih terarah.
2.4
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Dokumentasi
merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas tertentu secara
sah/legal (Carpenito, 1998). Dokumentasi keperawatan adalah suatu
catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan,
yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat
kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo, 2009).
2.4.1
Tujuan Dokumentesi
Keperawatan
Tujuan
dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam Tyo, 2009):
- Alat komunikasi anggota tim
- Biling keuangan
- Bahan pendidikan
- Sumber data dalam menyusun NCP
- Audit keperawatan
- Dokumen yang legal
- Informasi statistik
- Bahan penelitian
2.4.2 Makna Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi
keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek yaitu
:
-
Hukum :
Semua catatan
informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila
terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan dimana
perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang
bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat),
tanggal dan perlu dihindari adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2001).
-
Jaminan mutu (Kualitas
pelayanan) :
Pencatatan data pasien
yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan bagi perawat dalam membantu
menyelesaikan masalah pasien. Dan untuk mengetahui sejauh mana kesehatan pasien
dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan
dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan (Nursalam, 2001).
-
Komunikasi :
Dokumentasi keadaan pasien
merupakan alat perekam terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat
atau tenaga kesehatan lain akan dapat melihat catatan yang ada dan sebagai alat
komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan Asuhan Keperawatan (Nursalam,
2001).
-
Keuangan :
Dokumentasi dapat bernilai
keuangan. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan
dalam biaya keperawatan bagi pasien (Nursalam,2001).
-
Pendidikan :
Dokumentasi mempunyai
nilai pendidikan karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan Asuhan
Keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi siswa atau profesi keperawatan (Nursalam,2001).
-
Penelitian :
Dokumentasi keperawatan
mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi
yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam, 2001).
-
Akreditasi :
Melalui
dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat
dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien. Dengan demikian akan dapat
diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian Asuhan Keperawatan yang
diberikan, pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat
bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai
tingkat kepangkatan yang lebih tinggi (Nursalam, 2001).
Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah
(Tyo, 2009):
a. Dokumentasi harus dilakukan segera
setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah
kegiatan keperawatan
b. Bila memungkinkan, catat setiap
respon pasien / keluarganya tentang informasi/data yang penting tentang
keadaannya
c. Pastikan kebenaran setiap data
data yang akan dicatat
d. Data pasien harus objektif dan
bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang
dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian
sampai evaluasi
e. Dokumentasikan dengan baik apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya
masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat
f. Harus dihindari dokumentais yang
baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai
masalah yang berbeda.
g. Hindari penggunaan istilah
penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat, harus disepakati
atas kebijaksanaan institut setempat
h. Data harus ditulis secara
syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan pinsil agar tidak mudah
dihapus.
i.
Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah
tulis, coret dan diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j.
Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda
tangan dan nama jelas penulis
k. Wajib membaca setiap
tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis data terakhir.
l. Dokumentasi harus dibuat
dengan tepat, jelas dan lengkap.
2.4.3 Proses dokumentasi
keperawatan
Proses dokumentasi keperawatan
mencakup:
a. Pengkajian
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Organisasi data
- Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan
- Analisa data
- Identifikasdi masdalah
- Formulasi diagnosa
c. Perencanaan / Intervensi
- Prioritas Masalah
- Menentukan tujuan
- Memilih strategi keperawatan
- Mengembangkan rencana keperawatan
d. Pelaksanaan/implementasi
- Melaksanakan
intervensi keperawatan
- Mendokumentasikan
asuhan keperawatan: mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan, mencatat diagnosa
keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut, mencatat semua
jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya, berikan tanda tangan dan nama
jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi.
- Memberikan laporan secara verbal
- Mempertahankan rencana asuhan
e. Evaluasi
- Mengidentifikasikan kriteria hasil
- Mengevaluasi pencapaian tujuan
- Memodifikasi rencana keperawatan
2.4.4 Manfaat kegunaan
dokumentasi implementasi
Manfaat kegunaan dokumentasi implementasiantara lain:
a. Mengkomunikesikan secara
nyata tindakan‑tindakan yang telah dilakukan untuk klien. Hal ini penting untuk
:
-
Menghindarkan kesalahan‑kesalahan seperti duplikasi tindakan,
yang seharusnya tidak perlu terjadi
Contoh : Pemberian obat
sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga diberikan obat kembali
-
Quality Assurance (menjamin mutu ) yang
akan menunjukkan apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan
bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat
-
Melihat hubungan respon‑respon klien dengan tindakan
keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
b. Menjadi dasar penentuan tugas
Sistem
klasifikasi klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan yang sudah
ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang harus
bartugas dalam setiap shift jaga
c. Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar
dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
-
Dokumen tentang kondisi klien
-
Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk k1ien
-
Kejadian‑kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan
tindakan
d. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen
tentang penggunaan alat‑alat dan bahan‑bahan akan membantu perhitungan anggaran
biaya suatu rumah sakit.
2.5 Model Asuhan Keperawatan
Keberhasilan suatu
asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode
kasus, modifikasi metode tim-primer.
2.5.1 Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen
klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan
yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan dari metode ini
adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya
merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
|
|
||||||||
Skema 1. Sistem
Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
2.5.2 Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang
terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang
terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan
keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada
anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai
perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah
untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk
memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan
ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan,
mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan
kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah
berjalan secara efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika
ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien,
keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak
terpenuhi.
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||
Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team
nursing
2.5.3 Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung
jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode
primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen, bersifat
kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien
merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat
primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan
mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan
tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan
lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan
advokasi.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary
Nursing
2.5.4 Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk
melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift, dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare.
Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi
dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat
diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.
|
||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
||||||||||||
Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing
2.5.5 Modifikasi : MAKP Tim-Primer
Pada model
MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S.
Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa
alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara
murni, karena perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara
murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada
berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut
diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan
terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS
sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat
primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh:
untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model
modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer
(PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat juga Ners.
Perawat associate (PA) 21 orang,
kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3
orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.
(Jadwal diatur
Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)
Skema 5. Sistem
Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
2.6 JCIA (Joint Comition International Acreditation)
Adalah suatu tingkat kualitas
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input
|
Proses
|
Output
|
Sumber daya
Perlengkapan
Persediaan
|
Penerimaan
pasien rawat inap
Pemeriksaan
pasien
Edukasi terhadap
pasien
Pengobatan
|
Meningkatnya
status kesehatan
Pelayanan yang
efisien
Kepuasan pasien
|
Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas
perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas
pelayanan
2. Kepercayaan
masyarakat
3. Patient
safety ervirontment safety
4. Staff
safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan
karyawan
8. Daya
saing
Manfaat
JCIA
1. Meningkatkan
kepercayaan public
2. Menyediakan
lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi
dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan
pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan mereka dalam proses
pelayanan
5. Menciptakan
budaya yang terbuka
6. Membangun
kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin
operasi
2. Ingin
meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti
standar JCI
Standar JCI
- Patient focus function
a.
International patient savety
goals
b.
Access to care and continuity of
care
c.
Care of patient
d.
Assesment of patient
e.
Anasthesia and surgical care
f.
Patient and family right
g.
Patient and family education
h.
Madication managemet and use
- Organitation function
a.
Staff Qualification and
education
b.
Goverments, leadership and
direction
c.
Fasility management and savety
d.
Management of comunication and
information
e.
Quality improvement and patient
savety
f.
Prevention and control of
infection
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
1.
Mengobservasi
dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan yang diberikan PP kepada
PA. Apakah sudah baik.
2.
Memberikan
masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3.
Mempresentasikan
isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4.
Mengidentifikasi
fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5.
Mengidentifikasi
masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan penelitian.
6.
Menerapkan
hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7.
Bekerjasama
dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8.
Mengevaluasi
pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan masukan untuk perbaikan.
9.
Merancang
pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian tentang asuhan
keperawatan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group
Kedudukan
Perawat
ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam melaksanakan tugas,
bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
Tugas
Pokok :
Melaksanaan
asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi serta
menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan efektif.
Uraian
Tugas :
1. Bersama
anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama
anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group petugas ganti)
mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi
rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan
tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnnya.
4. Merundingkan
pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan
perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi
dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.
7. Membantu
pelaksanaan rujukan
8. Melakukan
orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan
RS, perawat yang bertugas.
9. Menyiapkan
orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara
kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service, mengatur tugas
peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu
karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu
karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
13. Menulis
laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.
Tugas Dan Tanggung Jawab CI
Uraian
tugas :
1. Melihat
dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2. Melakukan
pre conference.
3. Memberi
waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
4. Membimbing
peserta didik untuk meningkatkan komunikasi terapeutik
5. Membimbing
peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan keperawatan
6. Melakukan
bedside teaching
7. Melakukan
ronde keperawatan
8. Mengambil
alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9. Melakukan
post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam melakukan
asuhan keperawatan selama dinas.
10. Membimbing
peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu ruangan
11. Mengontrol
kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila peserta didik
tidak hadir memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya
dalam hal : melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan
membimbing pembuatan laporan kasus.
12. Mengkoordinasi
bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan malam.
Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana
Uraian
tugas :
1. Melakukan
asuhan keperawatan sesuai standar
2. Mengadakan
serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai kondisi
klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam medic,
pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan
tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.
4. Merundingkan
pembagian tugas dalam groupnya.
5. Menyiapkan
perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6. Mendampingi
dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter
7. Membantu
pelaksanaaan rujukan
8. Melakukan
orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru mengenai : tata tertib
ruangan/RS, perawat yang bertugas
9. Menyiapkan
klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan
10. Memelihara
kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service dan peserta
didik
11. Mengatur
tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan
pengunjung ruangan
12. Membantu
kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13. Membantu
kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga
keperawatan
14. Menulis
laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya.
15. Memberikan
penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota keluarga/keluarga.
BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISIS
MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANGAN FLAMBOYAN
RSUD
PANGKEP
Analisis
situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners STIKes Amanah
Makassar untuk mencapai kompetensi praktek manajemen keperawatan. Analisa situasional
mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan ruang
rawat inap Flamboyan RSUD Batara
Siang yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan
pekerjaan di ruangan Flamboyan. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh gambaran
tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi.
A. Gambaran Umum RSUD Batara Siang
1. Sejarah RSUD Batara
Siang
Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pangkep berdiri pada tahun 1972, diprakarsai oleh Bupati
Pangkep waktu itu dijabat oleh H. M. ARSAJAD B, dan diresmikan oleh Prof. DR.
G. A. SIWABESSY, Menteri Kesehatan RI pada tanggal 6 Oktober 1972 pada awal
pendirinya hanya memiliki beberap tenaga full timer dan masih berstatus
Rumah Sakit tipe D.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.1226/MENKES/SK/X/19,TANGGAL
26 Oktober 1997 dan kini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep telah
menjadi Rumah Sakit Pemerintah Daerah Kelas Madya setara dengan Rumah Sakit
Kelas C dan telah berhasil menyandang status Akreditasi Rumah Sakit dengan 12
Pokja pada tahun 2012 lalu.
Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep terletak di kota Pangkajene, tepatnya di
Jalan Sultan Hasanuddin Jalan poros Makassar - Pare-pare wilayah kelurahan
Padoang-doang, Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi
Selatan.
Kabupaten
Pangkep merupakan daerah yang cukup kompleks, karena di daerah ini memiliki 3
dimensi, yaitu : laut, daratan dan pegunungan dengan luas wilayah 1.112,29 km2
secara geografis dan wilayah Kabupaten Pangkep ini berbatasan dengan sebelah
utara Kabupaten Barru, sebelah selatan Kabupaten Maros sebelah timur Kabupaten
Bone sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimatan, Pulau Jawa, Madura, Nusa
tenggara dan Pulau Bali .
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pangkep yang pembangunannya di mulai pada tahun 2003 menempati tanah seluas
35.403 m2 dengan luas bangunan 9.996 m2.
2.
Falsafah,
Moto, Visi, Misi Dan Tujuan
Falsafah
Dengan budaya Sipakatau,
Sipakainge, Sipakalebbi, kita wujudkan kebersamaan dan keharmonisan
dalam pelayanan rumah sakit.
Moto
“Melayani
dengan keikhlasan”
Visi
Menjadikan rumah sakit unggul mandiri
berlandaskan iman
Misi
1. Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara profesional
2. Menyelenggarakan
pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien serta semangat spritual
3. Menyelenggarakan
pengelolaan manajemen yang modern
4. Meningkatkan
kesejahteraan karyawan secara profesional
5. Menyelanggarakan
pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Kedudukan
Tugas dan Fungsi
1. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen
di Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang dilakukan dengan analisa situasi ruangan
pada tanggal 5 - 12 Agustus 2019 melalui metode:
· Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan,
beberapa perawat pelaksana.
· Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada
shift pagi, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan
keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana,
sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
· Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 07-08
Agustus 2019.
Setelah data
terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data.
Gambaran hasil
analisa situasi ruangan di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang Kab Pangkep,
dideskripsikan sebagai berikut:
1. MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan
Flamboyan RSUD Batara Siang dideskripsikan sebagai berikut :
Gambaran ketenagaan Perawat diruangan
Perawat di
ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang,
1 orang kepala ruangan dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 2 orang perawat primer
dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners dan 10 orang
perawat ahli dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 9 orang perawat ahli
dengan jenjang pendidikan DIII Keperawatan, 3 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan Sarjana.
Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki tenaga perawat yang
terdiri dari:
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Pendidikan
|
1.
|
Hasniar. HD
|
Kepala Ruangan
|
Sarjana keperawatan +
Ners
|
2.
|
Nasrah
|
Ketua Tim A
|
Sarjana keperawatan +
Ners
|
3.
|
Mardiah
|
Ketua Tim B
|
Sarjana keperawatan +
Ners
|
4.
|
Ayu ida wahyuni
|
perawat
pelaksana
|
Sarjana keperawatan
|
5.
|
Ahmad
|
perawat
pelaksana
|
DIII keperawatan
|
6.
|
Roslinda
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana keperawatan +
Ners
|
7.
|
Jumiati
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana keperawatan +
Ners
|
8.
|
Zulfitra dewi
|
Perawat
pelaksana
|
Serjana keperawatan
|
9.
|
Fahira
|
perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
10.
|
Haslia Syarifuddin
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
11.
|
Ismail Halim
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
12.
|
M Azwan azhari
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
13.
|
khaerunnisa
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana Keperawatan
|
14.
|
Erni Linda Ramli
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
15.
|
Rani pratiwi
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana Keperawatan +
Ners
|
16.
|
Siti Suhaebah
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana Keperawatan
|
17.
|
Zulkifli Syam
|
Perawat
Pelaksana
|
Sarjana Keperawatan +
Ners
|
18.
|
Rimbawati
|
Perawat
pelaksana
|
Sarjana Keperawatan +
Ners
|
19.
|
Insana
|
Perawat
Pelaksana
|
Sarjana Keperawatan +
Ners
|
20.
|
Nursakinah
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
21.
|
Usman
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
22.
|
Rosmini
|
Perawat
pelaksana
|
DIII Keperawatan
|
Jumlah tenaga perawat berdasarkan pendidikan :
-S1 Keperawatan + Ners : 10 orang
-S1 Keperawatan : 3 orang
-DIII Keperawatan : 9 orang
Total : 22 orang
a. Perhitungan Kebutuhan
Tenaga Perawat
Pada
tanggal 5 agustus 2019 pendistribusian tenaga
keperawatan dan BOR (Bed Ocuping Rate) yang
ada di ruang Flamboyan
sebagai berikut: pada shift pagi 7
orang perawat, shift sore 4 orang perawat, shift malam 4 orang perawat dan
perawat yang libur/off sebanyak 7
orang.
Pembagian jam kerja:
- Shift
Pagi :
07.30-14.00 WIB
- Shift
Sore :
14.00-21.00 WIB
- Shift
Malam :
21.00-07.30 WIB
1)
Rumus
Douglas
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Perawat Yang
Dibutuhkan
Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien.
No.
|
Tingkat ketergantungan
|
Jumlah kebutuhan tenaga
|
|||
Tingkat ketergantungan
|
Jumlah Pasien
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
|
1.
|
Minimal care
|
5 orang
|
7x0,17=1,19
|
4x0,14=0,56
|
4x0,07=0,28
|
2.
|
Partial care
|
5 orang
|
7x0,27=1,89
|
4x0,15=0,6
|
4x0,10=0,4
|
3.
|
Total care
|
15 orang
|
15x0,36=5,4
|
15x0,3=4,5
|
15x0,2=3
|
Jumlah
|
25 orang
|
8,48 = 8
|
5,66 = 6
|
3,68 = 4
|
Berdasarkan
perhitungan diatas,maka:
Pagi
: 8
orang
Sore : 6
orang
Malam : 4
orang
18 orang
Faktor libur dan cuti = 25% x 18 = 4,5 perawat = 4 perawat
Jadi,
jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantunga pasien adalah:
P+S+M+L+1
Karu=8+6+4+4+1= 22 perawat
2)
BOR (Bed Ocuping Rate)
Dari hasil pengkajian didapatkan
jumlah bed di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang adalah 25 bed, jumlah BOR
periode bulan Juli tahun 2019 di ruangan
Flamboyan yaitu: 82,13%, dengan rumus (Depkes, 2005):
Diketahui:
Jumlah hari rawatan Bulan Juli :
616
Jadi,
jumlah BOR periode bulan Juli tahun 2019 di ruangan Flamboyan
yaitu: 82 %
3)
ALOS (Average Length of Stay)
Dari
hasil pengkajian didapatkan rata-rata lama dirawat dalam satu periode bulan
juli 2019 adalah 4 hari dengan jumlah hari rawat 601 hari dan pasien keluar 154
pasien dengan rumus (Depkes, 2005) :
Diketahui
:
= 3,90
=
4 HARI
4)
TOI (Turn Over Interval)
Dari
hasil pengkajian didapatkan Turn over interval
ruangan Flamboyan RSUD Batara siang
periode bulan juli 2019 yaitu 4 hari dengan rumus (Depkes, 2005) :
=
= 4,84
= 5 hari
b. Deskripsi Kerja
Setiap
organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas kepala perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
Adapun
uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Flamboyan RSUD Batara Siang adalah sebagai berikut
:
1)
Kepala
Ruangan
Kedudukan
Kepala
ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis fungsional bertanggung
jawab kepada kepala bidang keperawatan melalui perawat pengawas keperawatan
secara operasional bertanggung jawab kepada kepala instalasi.
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab nya
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi
perawatan,meliputi:
-
Merencanakan
jumlah dan kategori tenaga perawatan serta lain sesuai dengan kebutuhan
-
Merencanakan
jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
-
Merencanakan
dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan keperawatan yang akan di
selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
-
Melaksanakan
fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
-
Mengatur
dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat
-
Menyusun
dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
-
Melaksanakan
program oerientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan
bekerja di ruang rawat
-
Memberikan
pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standard dan ketentuan.
-
Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan diruang rawat.
-
Mengadakan
pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang beraada di
wilayah tanggung jawabnya.
-
Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan antara lain melalui pertemuan
ilmiah.
-
Mengenal
jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan yang optimal.
-
Menyusun
permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan bahan lain yang di perlukan
diruang rawat.
-
Mengatur
dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
-
Mempertanggung
jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
-
Melaksanakan
program orientasi kepada pasien dan keluarga meliputi penjelasan tentang
peraturan rumah sakit. Tata tertib ruangan,fasilitas yang ada,cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
-
Mendampingi
dokter selama kunjungan keliling (visite).
-
Mengelompokan
pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat inap menurut tingkat
kegawatannya,infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuha
keperawatan.
-
Mengadakan
pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk mengetahui keadaannya dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang di hadapinya.
-
Menjaga
perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan
pelayanan perawatan berlangsung.
-
Memberi
penyuluhan kesehatan terhadap pasien ataupun keluarga dalam batas kewenangan.
-
Menjaga
perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
perawatan berlangsung.
-
Memeliharan
dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan
selanjutnya.
-
Mengadakan
kerja sama yang baik dengan kepala ruangan yang lain,seluruh kepala
bidang,kepala bagian,kepala instalasi dan kepala unit di rumah sakit.
-
Menciptakan
dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,pasien dan keluarganya
sehingga memberikan keterangan.
-
Meneliti
pengisian fomulir sensus harian pasien diruangan.
-
Memeriksa
dan meneliti pengisian ddaftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien. Kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat pengkajian sesuai
dengan deritanya.
-
Memelihara
buku register dan berkas catatan medik.
-
Membuat
laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan
serta kegiatan lain diruang rawat.
-
Melaksanakan
fungsi pengawasan,pengendalian dan penilaian,meliputi: mengawasi
dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
-
Melaksanakan
penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan .
-
Mengawasi
dan megendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara
efektif dan efisien
-
Mengawasi
pelaksanaan sistem pencatatan dna pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain diruanga rawat.
2) Kepala Grup Atau Perawat
Primer
Kedudukan
Perawat ketua grup atau perawat
primer adalah seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas,bertanggung
jawab kepada kepala ruangan.
Tugas pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan
kepada klien atau anggota keluarga sesuai dengan standard profesi serta
menggunakan daftar memeliharan logistik keperawatan secara efektif dan efisien.
Uraian Tugas
-
Melakukan
kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan tepeutik,hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan
pengkajian atau tindakan kepada klien/keluarga panduan orientasi ini sebaiknya
dilaminating dan digantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga
dapat membaca kembali.
-
Melakukan
pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah ddilakukan
pp pada sore,malam atau hari libur.
-
Menetapkan
rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standard renpra sesuai dengan
hasil pengkajian.
-
Melaksanakan
renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah tanggung jawabnya sesuai dengna
klien yang dirawat (pre conference).
-
Menetapkan
PA yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap kali giliran jaga (shift)
pembagian klien didasarkan pad ajumlah klien,tingkat ketergantungan klien,dan
tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP di dampingi
oleh 2 orang PA,maka semua klien dibagi pada kedua PA sebanyak penanggung
jawabnya. PP akan membimbing dan membantu PA dalam memberikan asuhan
keperawatan,bila PP hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga
maka jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20% dan klien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien
lainnya menjadi tanggung jawab PA penetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki
waktu untuk membimbing dan membantu PA dibawha tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan keperawatan.
-
Melakukan
bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam melakukan tindakan
keperawatan,apakah sesuai dengan SOP.
-
Memonitor
dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
-
Melakukan
tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan ddan tindakan keperawatan
yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
-
Mengatur
pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
-
Melakukan
kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan PA.
-
Mendampingi
dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya,bila PP tidak ada visite di
dampingi oleh PA sesuai dengna timnya.
-
Melakukan
evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari.
-
Melakukan
pertemuan dengan klien atau keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas
kondisi keperawatan klien (bergantung pada kondisi klien). bila
PP cuti atau libur, tugas-tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah ditunjuk
(wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat.
-
Memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien atau pun keluarga.
-
Membuat
perencanaan pulang.
4) Perawat Pelaksana/ Perawat Ahli
Uraian Tugas
-
Membaca renpra yang
telah ditetapkan PP
-
Membina
hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan
kontrak yang sudah dilakukan PP.
-
Menerima
klien baru (kontrak) dan memberikan informasi format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada di tempat.
-
Melakukan
tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
-
Melakukan
evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikannya pada
format tersedia.
-
Mengikuti
visite dokter bila PP tidak ditempat.
-
Memeriksa
kerapian dan kelengkapan status keperawatan
-
Membuat
laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
-
Mengomunikasikan
kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
-
Menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
-
Berperan
serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan
oleh PP
-
Melakukan
investarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
-
Membantu
tim lain yang membutuhkan.
-
Memberikan
resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
c. Lingkungan Kerja
Proses
asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya terlaksana secara optimal maka
ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
dibagi menjadi11
ruangan .
Dengan jumlah bed yang tersedia 23
buah di kamar 3 ada 10 bed dibagi menjadi 2 ruangan, dikamar 2
ada 8 bed dibagi menjadi 2 ruangan, kamar 1 ada 4 bed dibagi menjadi dua
ruangan. dan 1 kamar VIP, 1 ruang tindakan, 1 ruang penyimpanan, 1 ruang
perawat dan 1 gudang.
Rumah
sakit memberikan kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan dan meningkatkan
SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (S1 Keperawatan), dan mengenai pengaturan jadwal dinas
disesuaikan oleh kepala ruangan. Perawat
juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan
keperawatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar rumah sakit RSUD Batara siang.
Perawat ruangan flamboyan sudah ada
dan belum ada yang pernah mengikuti
pelatihan infeksi nosokomial dan komunikasi keperawatan
Kepala
ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
juga menggadakan pertemuan harian, mingguan, dan bulanan. Pada pertemuan harian
dilakukan lebih kurang 20 menit sebelum atau sesudah pelaksanaan timbang
terima.
Kepala
ruangan juga melakukan penilaian terhadap kinerja perawat dengan setiap sebulan
sekali, selain itu kepala ruangan juga memberikan teguran/punishment langsung kepada staf yang kinerjanya bagus, kepala ruangan juga
memberikan pujian/reward secara
langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai role model terhadap staf yang lain.
d.
jenis pelayanan
Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Pangkep
No
|
Jenis
Pelayanan
|
1
|
Pelayanan Rawat Jalan
|
2
|
Pelayanan Rawat Inap
|
3
|
Pelayanan Laboraorium
|
4
|
Pelayanan Radiologi
|
5
|
Pelayanan Kamar Operasi
|
6
|
Pelayanan
Fisiotherapi
|
7
|
Pelayanan Spesialis
Obstetric Dan Genokologi
|
8
|
Pelayanan Spesialis
Penyakit Dalam
|
9
|
Pelayanan Spesialis
Bedah
|
10
|
Pelayanan Spesialis
Anak
|
11
|
Pelayanan Spesialis
Saraf
|
12
|
Pelayanan Spesialis
Jiwa
|
13
|
Pelayanan Spesialis
Mata
|
14
|
Pelayanan Spesialis
Kulit Dan Kelamin
|
15
|
Pelayanan Spesialis
Gigi Dan Mulut
|
16
|
Pelayanan Spesialis
THT
|
17
|
Pelayanan Spesialis
Gizi
|
18
|
Pelayanan BDRS
|
A.
Tenaga
kesehatan dan non kesehatan
No
|
Tenaga
Kesehatan Dan Non Kesehatan
|
Jumlah
|
1
|
Dokter Spesialis
Obgin
|
1
|
2
|
Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
|
2
|
3
|
Dokter
Spesialis Bedah
|
1
|
4
|
Dokter
Spesialis Anak
|
1
|
5
|
Dokter
Spesialis Saraf
|
1
|
6
|
Dokter
Spesialis Kesehatan Jiwa
|
1
|
7
|
Dokter
Spesialis Mata
|
1
|
8
|
Dokter
Spesialis Kulit Dan Kelamin
|
1
|
9
|
Dokter Spesialis
Gigi Dan Mulut
|
3
|
10
|
Dokter
Spesialis THT
|
1
|
11
|
Dokter
Speialis Radiologi
|
2
|
12
|
Dokter
Spesialis Patologi Klinik
|
1
|
13
|
Dokter
Spesialis Patologi Anatomi
|
1
|
14
|
Dokter Umum
|
9
|
15
|
Perawat
|
136
|
16
|
Bidan
|
82
(+ Magang)
|
17
|
Tenaga Farmasi
|
11
|
18
|
Tenaga Kesehatan
Masyarakat
|
14
|
19
|
Tenaga Gizi
|
10
|
20
|
Tenaga
Keterampilan Fisik
|
8
|
21
|
Tenaga
Keteknisan Medis
|
31
|
22
|
Tenaga Non
Kesehatan
|
136
|
B.
Pengumpulan
Data
Pelayanan Penunjang Medik
§ Radiologi seperti Rontgen foto dengan atau tanpa kontras dan USG.
§ Laboratorium Patologi Klinik
§ Laboratorium Patologi Anatomi
-
Pemeriksaan hapusan leher rahim ( Pap’s Smear
)
-
Pemeriksaan Biopsi Aspirasi
Jarum Halus
-
Pemeriksaan cairan pleura dan anasites
-
Pemeriksaan Sputum
§ Anastesi
§ Farmasi
§
Pelayanan penunjang Non
Medik.
§ Instalasi Gizi
§ Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
2.
METODE
a. Perencanaan
Berdasarkan
hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa ruangan
Flamboyan RSUD Batara siang tidak memiliki visi, misi, motto dan falsafah
tersendiri dimana visi, misi, motto, falsafah yang diterapkan
diruangan selalu berpedoman pada visi, misi, motto dan falsafah RSUD Batara Siang.
Adapun falsafah, tujuan, fungsi, visi, misi, motto dan norma RSUD Batara
Siang adalah:
Falsafah RSUD Batara
Siang
Dengan
budaya Sipakatua, Sipakainge, Sipakalebbi, kita wujudkan kebersamaan
dan keharmonisan dalam pelayanan rumah sakit.
Moto RSUD Batara Siang
“Melayani
dengan keikhlasan”
Visi RSUD Batara Siang
Menjadikan rumah sakit unggul mandiri
berlandaskan iman
Misi RSUD
Batara Siang
6. Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara profesional
7. Menyelenggarakan
pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien serta semangat spritual
8. Menyelenggarakan
pengelolaan manajemen yang modern
9. Meningkatkan
kesejahteraan karyawan secara profesional
Menyelanggarakan
pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Tujuan RSUD Batara Siang
a) Meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Pangkep
b) Terwujudnya
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Pangkep
sebagai Rumah Sakit yang unggul
dalam pelayanan dan ramah lingkungan
c) Terwujudnya
Rumah Sakit modern yang mampu memberikan pelayanan medis yang sesuai dengan prosedur dan
strategi standar pelayanan yang memadai
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat umum dan masyarakat industri.
Standar pelayanan ruangan Flamboyan RSUD Batara siang
Standar pelayanan
keperawatan di ruangan Flamboyan RSUD
Batra Siang adalah :
Ø Pelayanan
harus sesuai dengan standar pelayanan medis
Ø Pelayanan
yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan dilaksanakan secara
terpadu
Ø Adanya
panduan orientasi bagi pasien dan keluarga
Ø
Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki ketetapan jam
berkunjung untuk keluarga pasien yaitu pagi jam 10.00-12.00 WITA, dan sore 16.00-18.00 WITA. berdasarkan observasi
penetapan jam berkunjung sudah optimal, hal ini terlihat dengan adanya keluarga
pasien yang berkunjung datang pada jam
yang telah ditentukan.
Metode Asuhan Keperawatan
Berdasarkan
wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan keperawatan yang dipergunakan
ruang Flamboyan RSUD Batara siang adalah
metode perawatan primer.
Setiap perawat primer memiliki tujuh - empat orang perawat ahli/
perawat pelaksana dan setiap perawat bertanggung
jawab 3 atau 4 orang pasien.
Standar Asuhan Keperawatan
Ruangan
Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki standar asuhan
keperawatan (SAK) yang terdiri dari : pengkajian keperawatan, diagnose
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan catatan
asuhan keperawatan.
Dari
hasil observasi ditemukan bahwa format pengkajian sudah sesuai sehingga dari hasil
observasi pengisian format lengkap sehingga data pengkajian optimal. Ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang juga sudah memiliki format
pengkajian awal secara head to toe namun
belum berjalan secara efektif.
b.
Pengorganisasian
Metode
penugasan perawat adalah metode primer.
Perawat ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila kepala
ruangan tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan kepada perawat primer. Jika perawat primer yang tidak
hadir maka tugas didelegasikan kepada perawat ahli/ perawat pelaksana
yang ditunjuk.
Berdasarkan
pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem pendelegasian
tugas keperawatan di rungan Flamboyan RSUD
Batara Siang dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan primer,
dimana pendelegasian dilakukan
dari kepala ruangan kepada PP,
dan selanjutnya PP
mendelegasikan kepada PA
di dalam timnya. Setiap perawat juga bertanggung jawab terhadap 2 - 4 orang
pasien. Apabila kepala ruangan berhalangan atau sakit
maka yang bertanggung jawab
untuk menggantikan kepala ruangan adalah PP,
dan bila PP
dari group I berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan
tugas dan wewenang diberikan kepada PP dari gropu II dan juga
sebaliknya.
c. Kepegawaian
Penyusunan
daftar dinas pagi, sore, dan malam
dilakukan oleh kepala ruangan dengan ketentuan :
·
Ka Ruangan : di dalam satu
bulan masuk pagi dan dalam seminggu 2x, libur
·
Perawat Primer
: di dalam satu bulan masuk pagi dan dalam seminggu 2x, libur
·
Perawat Pelaksana : di dalam satu bulan
masuk malam 6-7x libur 2 kali per
minggu.
Operan tanggung jawab perawatan
dilakukan setiap perawatan. Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat
yang bertugas. Operan dengan cara bed to
bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas
malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk
mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat mengetahui perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan perawatan selanjutnya.
d. Pengarahan
Gaya
kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang adalah gaya
kepemimpinan demokratis.
Manajemen
konflik diruangan Flamboyan
dilakukan dengan cara pemecahan masalah (win-win
solution) yang terdiri dari tahapan:
·
Melakukan diskusi
bersama
·
Menyadari adanya
perbedaan
·
Memiliki sikap empati
·
Asertif dialog dengan
bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
·
Setuju terhadap
keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh
kepala ruangan di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang untuk menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah “smoothing over” yaitu mempertahankan
keharmonisan kelompok, walaupun memiliki pandangan berbeda, serta menyatakan
dengan komunikasi yang baik, dan tana emosional.
e. Pengawasan
Di
ruang Flamboyan RSUD Batara Siang,
pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dilakukan secara berkala oleh
bagian bidang keperawatan yaitu 1x dalam 4 bulan. Namun, berdasarkan observasi
pendokumentasian asuhan keperawatn pasien belum sesuai dengan standard asuhan
keparawatan yang terdapat di ruangan Flamboyan
RSUD Batara Siang. Format pengkajian belum diisi
dengan baik dan jelas.
3. MATERIAL
Lokasi
dan denah ruangan Flamboyan RSUD
Batara Siang terdiri dari 11 ruangan dengan pembagian sebagai berikut
: Nurse Station, 7 ruangan rawat. 1 ruangan tindakan, 1 ruangan penyimpanan 1 ruangan
gudang.
Denah Ruangan Flamboyan
RSUD Batara Siang
Pengadaan logistik di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Dalam
pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat kesehatan diatur secara
terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah
tersedia pembuangan sampah yang terpisah di ruang Flamboyan RSUD Batara siang, yaitu tempat
pembuangan sampah medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat
pembuangan sampah benda tajam, penggunaan papan identitas pasien menggunakan Id Bed. Gelang nama
berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama berwarna pink digunakan pada pasien
wanita, dan gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi, penggunaan
gelang tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang juga tersedia obat- obat emergency yang tersusun
rapi di dalam lemari dan perlengkapan alat- alat medis lainnya. Sistem pengamprahan kebutuhan
peralatan medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan
terperinci sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang flamboyan/ Pavilliun terdiri dari 23 tempat tidur dan
kesemuanya dalam kondisi yang baik.
Namun dalam beberapa
hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen
central yang belum terpenuhi terpenuhi
secara maksimal. dan masih menggunakan tabung oksigen.
Daftar Nama Alat
Keperawatan, Jumlah dan Standar yang tersedia di Ruangan Flamboyan RSUD Batara
Siang:
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Standar Depkes
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
|
Tensimeter
Stetoskop
Set
irrigator
Sterilisator
Oksigen
Slym
zuiker (suction)
VC set
Gunting
perban
Korentang
Bak
instrumen besar
Bak
instrumen sedang
Bak
instrumen kecil
Blas
spuit
Glaserin
spuit
Bengkok
Pispot
Urinal
Set
ganti balutan
Termometer
Standar
infuse
Masker
oksigen
Nasal
kateter
Hamer
reflec
Set
infuse
|
4
4
-
1
2
4
-
4
4
4
4
4
-
-
4
4
4
4
4
24
8
4
4
6
|
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
2/raungan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1: ½
6/ruangan
6/ruangan
1/ruangan
6 set
|
Daftar Obat, Jumlah
dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:
No
|
Nama
|
Jumlah
|
Standar
Depkes
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
|
Dextrose 5%
Ringer
laktat
Dextrose
10%
NaCl
0,9%
D 5%
NaCl 0,225%
D 5%
NaCl 0,45%
KAEN
3B
Dextrose
40%
Starquin
Metronidazole
Cetadop
Ceftriaxone
1 GR
Cefotaxime
1GR
Viocilin
1 GR
Kalmetason
Farsix
Ranitidin
Keterolac
Phaminov
Tragesik
Stesolid
FC 24
FC 20
FC 18
FC 16
FC 14
SP 5
cc
SP 3
cc
SP 10
cc
SP 60
cc
NGT No
18
NGT No
16
URIN
BAG
ABB No
18
ABB No
20
ABB No
22
ABB No
24
|
12 fls
20 fls
12 fls
20 fls
12 fls
12 fls
12 fls
12 fls
20
drip
12
drip
1 amp
20 amp
20 amp
8 amp
20 amp
20 amp
20 amp
20 amp
20 amp
8 amp
12 amp
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
3 pcs
3 pcs
3 pcs
3 pcs
3 pcs
3 pcs
2 pcs
2 pcs
2 pcs
2 pcs
2 pcs
|
Daftar Alat Tenun,
Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang:
No
|
Nama
barang
|
Jumlah
|
Standar
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
|
Gordyn
Sprei
Baju
pasien
Mitela
Penutup
sprei
Piyama
Selimut
wol
Selimut
biasa
Sarung
bantal
Sarung
kasur
Handuk
Waslap
Taplak
meja pasien
Taplak
meja teras
Steek
laken
Gurita
Lap
piring
Masker
Duk
Duk
bolong
|
Daftar Alat Rumah
Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Flamboyan RSUD Batara
Siang:
No
|
Nama barang
|
Jumlah
|
Standar
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
Kursi
roda
Lemari
obat emergency
Meja
pasien
Standar
infuse
Standar
waskom double
Waskom
mandi
Lampu
sorot
Kunci
duplikat
Tempat
fungsional
Troly
obat
Troly
pispot
Troly
suntik
Timbangan
BB/TB
Dorongan
oksigen
Tempat
sampah pasien
Tempat
sampah tertutup
|
4.
MONEY
Ruang
di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang memiliki
system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUD Flamboyan baik untuk
pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai di ruangan Flamboyan mendapatkan
gaji dan uang makan perbulan berdasarkan golongan.dalam sebulan diterima
diakhir bulan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan BPJS dari Depkes. Selain
itu, perawat juga mendapat insentif (jasa medic). Dalam hal pembagian jumlah
insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja
perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala ruangan.
Setiap
kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan
laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan,
sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur langsung
oleh instalasi sarana dan prasarana.
Biaya pasien di ruangan flamboyan juga
diatur dalam sistem pembayaran biaya perawatan satu pintu (central) dengan
rincian:
Kelas
|
Jasa
sarana
|
Jasa
pelayanan
|
Total
|
1
VIP
2
3
|
Rp. 150,000
Rp. 210,000
Rp. 98,000
Rp. 48,000
|
Rp. 60,000
Rp. 90,000
Rp. 42,000
Rp. 32,000
|
Rp. 210,000
Rp. 300,000
Rp. 140,000
Rp. 80,000
|
3.3 Analisa SWOT di Ruangan
Flamboyan RSUD Batara Siang
3.3.1 MAN
Strenght
|
Weakness
|
Opportunity
|
Threatened
|
·
Jumlah tenaga perawat
di Ruangan Rafflesia/Pavilliun berjumlah
22 orang, dengan
jenjang pendidikan S1 keperawatan + Ners 10
orang, DIII keperawatan 9 orang, , S1 Keperawatan 3 orang,
·
Dari hasil observasi
diperoleh bahwa asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sudah sesuai
dengan SOP.
·
Adanya pelatihan yang
telah dilakukan kepada perawat yaitu Infeksi Nosokomial.
·
Perawat di Ruangan Rafflesia/Pavilliun diberikan
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
·
Kepala ruangan
memberikan kesempatan kepada perawat untuk menyampaikan kendala yang ada di
ruangan.
·
Adanya CI yang
mengkoordinir mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan (PBL).
|
·
Berdasarkan observasi
masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela.
|
·
Adanya mahasiswa yang
sedang praktek belajar di ruang
Flamboyan RSUD Batara Siang.
·
RSUD Batara
Siang Merupakan Rumah Sakit berstandar paripurna
|
·
Adanya tuntutan
masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional.
|
3.3.2 METODE
Strength
|
Weakness
|
Oppurtunity
|
Threat
|
·
Memiliki Visi, Misi,
Falsafah, Motto RSUD Batara Siang
yang berlaku di Ruangan Flamboyan
·
Kepala ruangan
melakukan supervise terhadap pegawai dan di Ruangan Flamboyan.
·
Kepala ruangan telah
melakukan fungsinya sesuai dengan peran pada fungsi pengendalian dan
evaluasi. Hal ini dilihat dari adanya operan pre dan post conference
·
Ruangan Flamboyan memberikan
pelayanan kepada pasien Umum, BPJS PBI
dan NON PBI
·
Memiliki struktur
organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai alur struktur
·
Di setiap shift, ada
penanggung jawab
terhadap ruangan.
·
Terdapat jadwal dinas
yang disusun setiap bulan
·
Deskripsi tugas
perawat tersusun dengan jelas
·
Sudah adanya format
dokumentasi yang terintergrasi (catatan integrasi) yang digunakan sebagi
dokumentasi semua tenaga medis.
·
Ruangan Flamboyan telah
difasilitasi dengan SAK dan SOP
|
·
Format checklist intervensi sudah ada namun
belum disosialisasikan.
·
visi misi
ruangan yang tidak ada
|
·
RSUD Batara
Siang merupakan satu satunya Rumah Sakit pemerintah kabupaten pangkajenne dan kepulauan dengan tipe akreditasi paripurna
|
·
Adanya tuntutan akan pelayanan keperawatan yang lebih baik.
|
3.3.3 MATERIAL
Strength
|
Weakness
|
Opportunity
|
Threatened
|
·
Ruang Ruangan Flamboyan telah
memberikan fasilitas gelang tangan
sebagai identitas pasien sebagai
pengganti papan nama identitas pasien.
·
Ruang Flamboyan telah memiliki
pembagian ruagan yang jelas
·
Ruangan Flamboyan telah memiliki
pembagian alat medis dan alat tenun yang terpisah
·
Telah terdapat petunjuk
teknik cuci tangan yang benar yang diletakkan di dekat tempat desinfektan
untuk cuci tangan di Ruangan
Flamboyan yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak
baik perawat, mahasiswa, pasien maupun keluarga pasien.
·
Telah tersedia tempat sampah
yang berbeda untuk jenis sampah medis,
domestik dan alat- alat tajam.
·
Ruangan Flamboyan sudah
menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yaitu sistem komputerisasi
dalam pemasukan data.
|
·
struktur
organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan struktur lama
·
papan
informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di
didinding ruangan secara tidak teratur
·
standar
pelayanan yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak
jelas melihat standar pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara
Siang.
·
tidak
terdapat tabung O2 transfer
·
tidak ada
selimut didalam ruangan
|
·
RSUD Batara Siang
merupakan rumah sakit tipe akreditasi paripurna yang
memungkinkan untuk memperoleh fasilitas yang lengkap sehingga ruang memiliki
kesempatan yang besar untuk
melengkapi fasilitas kesehatan yang belum tersedia.
|
·
Adanya persaingan
mutu pelayanan antar Rumah Sakit yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi aspek pelayanan
kesehatan.
|
3.3.4
MONEY
Strenght
|
Weakness
|
Opportunity
|
Threatened
|
·
Ruangan Flamboyan memiliki
system budgeting yang diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk pelayanan
maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan.
·
Pergantian alat yang
rusak diruangan dilaporkan oleh perawat pelaksana kepada perawat penanggung
jawab alat dan perawat penanggung jawab membuat laporan kepada bagian
instalasi dan atas persetujuan kepala ruangan Flamboyan.
|
·
Bantuan jaminan
pembayaran Umum dan
BPJS.
·
Pembayaran jasa
pelayanan Umum dan BPJS langsung
dilakukan transaksi di Kasir RSUD Batara
Siang sesuai dengan rincian tindakan pada pasien.
·
Adanya izin/tugas
belajar dari pimpinan/direktur.
|
3.3 IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk memudahkan dalam melakukan prioritas. adapun
perumusan sebagai berikut :
1.
visi misi ruangan
tidak ada
2.
struktur organisasi
belum terupdate
3.
papan informasi
masih sangat kecil
4.
tidak terdapat
tabung O2 Transfer
5.
tidak terdapat
selimut diruang perawatan
6.
standar pelayanan
yang masih sangat kecil
7.
standar pelayanan
yang masih terlalu kecil
3.4
PRIORITAS MASALAH
3.4.1
Man
·
Berdasarkan observasi
masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela.
3.4.2
Metode
·
Format checklist intervensi sudah ada namun
belum di sosialisasikan.
3.4.3
Material
·
struktur
organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan struktur lama
·
papan
informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di
didinding ruangan secara tidak teratur
·
standar pelayanan
yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas
melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang.
1. Seleksi alternatif Prioritas masalah
Terdapat 5 (lima
alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dan akan diseleksi menjadi 3
(dengan pembobotan) menggunakan metode CARL yaitu Capability (C) artinya kemampuan
melaksanakan alternatif, Accesability (A) artinya kemudahan dalam melaksanakan
alternatif, Readiness (R) artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif dan
Leverage (L) artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan
masalah.
Dari masing – masing aspek memiliki
bobot sendiri dengan rentang 1 – 4 yaitu :
1.
4 (empat) = sangat mampu
2.
3 (tiga) = mampu
3.
2 (dua) = cukup mampu
4.
1 (satu) = tidak mampu
Dari bobot nilai diatas
dapat ditentukan alternatif penyelesaian masalah yang paling prioritas dengan
melihat jumlah skor paling tinggi:
Tabel 3
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
NO
|
Alternatif Pemecahan
masalah
|
S k
o r
|
Total
|
|||
C
|
A
|
R
|
L
|
|||
1.
2.
3.
|
Pengorganisasian ulang bagan organisasi ruangan
Pengadaan
papan informasi terbaru
Perbaikan standar pelayanan
|
4
4
4
|
4
4
4
|
4
4
4
|
3
3
3
|
192
192
192
|
Rencana Startegis
No
|
Rencana Kegiatan
|
Waktu pelaksanaan
|
penanggung jawab kegiatan
|
1.
|
mengganti atau meng-update
struktur organisasi ruangan Flamboyan terbaru
|
22 agustus 2019
|
kelompok 4
|
2.
|
mengganti papan informasi yang
lama dengan yang baru
|
22 agustus 2019
|
kelompok 4
|
3.
|
menggganti standar pelayanan
ruangan Flamboyan
|
22 agustus 2019
|
kelompok 4
|
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Analisi Kesenjangan Teori dan
Penyelesaian
Dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan oleh mahasiswa profesi manajemen keperawatan STIKes Amanah Makassar tanggal 5 agustus – 24
Agustus 2019, terdapat beberapa masalah. Setelah
dianalisa dan dengan mempertimbangkan
kemampuan kelompok, maka kelompok memutuskan untuk mengatasi beberapa
masalah ruangan Flamboyan seperti tersebut dibawah ini yang terkait dengan sistem manajemen
yang dapat di intervensi oleh mahasiswa. Setelah di intervensi kelompok
mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali dengan konsep teoritis yang ada
dan bagaimana pencapaian kelompok.
Adapun gambaran masalah fungsi
manajemen yang di intervensi mahasiswa dan kinerja kelompok adalah sebagai
berikut :
Man
Masalah
yang ditemukan kelompok di ruangan Flamboyan
RSUD Batara siang terkait dengan man Berdasarkan observasi
masih adanya Berdasarkan
observasi masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap, papan nama,logo pinisi untuk THL dan suka rela.
kelompok masih belum mampu
untuk mengatasinya, sehingga kelompok tidak memasukkan masalah ini ke daftar
masalah ruangan yang akan diatasi oleh kelompok.
Metode
Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan
karena memiliki aspek legalitas yang akan menjadi aspek hukum untuk melindungi
setiap tindakan keperawatan, bila sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi,
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat menjadi bukti otentik telah dilakukan tindakan keperawatan kepada
pasien (Carpenito, 1999).
·
Format checklist intervensi sudah ada namun
belum di sosialisasikan.
Material
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung
pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk
mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan
pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik
yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik
akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan
mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian
darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan
untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus
mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk
mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat
tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional
rumah sakit (Urrahman, 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus
disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain:
obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan,
persediaan logistik umum dan teknik.
Berdasarkan
hasil observasi kelompok terhadap logistik yang tersedia di ruang Flamboyan RSUD Batara Siang terdapat beberapa
masalah
·
Belum tersedianya kotak
saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan yang diisi oleh
semua pihak guna meningkatkan mutu pelayanan di Ruangan
·
struktur
organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan struktur lama
·
papan informasi
yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di didinding
ruangan secara tidak teratur
·
standar pelayanan
yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas
melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang.
Dalam hal ini kelompok melakukan
pengadaan atau pembaharuan struktur organisasi ruangan, memperbaharui papan
informasi dan memperjelas standar pelayanan ruangan Flamboyan
Money
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kelompok di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang, tidak terdapat masalah terkait dengan keuangan di ruangan ini.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelaksanan
kegiatan praktek manajemen di Ruangan Flamboyan
RSUD Batara Siang dimulai pada tanggal 05 Aguatus
s/d 24
Agustus 2019. Kelompok melakukan
pengkajian selama 5
hari dari tanggal 05
Agustus s/d 10 agustus 2019 kemudian data diolah/analisa dan merumuskan masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah – masalah tersebut kelompok sudah
melakukan intervensi yaitu :
·
struktur
organisasi yang belum terupdate dan masih menggunakan struktur lama
·
papan
informasi yang terlampau kecil sehingga banyak informasi yang terpajang di
didinding ruangan secara tidak teratur
·
standar pelayanan
yang terlalu kecil sehingga pasien dan keluarga pasien tidak nampak jelas
melihat standr pelayanan yang ada di ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang.
Dalam hal ini kelompok melakukan
pengadaan atau pembaharuan struktur organisasi ruangan, memperbaharui papan
informasi dan memperjelas standar pelayanan ruangan Flamboyan
5.2 Saran
1. Pihak Rumah Sakit
Menindak lanjuti rekomendasi untuk
kelengkapan bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan Flamboyan RSUD Batara Siang
2. Pihak
Perawat Ruangan
a. Perawat Flamboyan melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan
benar demi terpenuhinya kebutuhan pasien
b. Sebaiknya ruangan Flamboyan
tetap menjalankan metode primer supaya kebutuhan pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang menjadi standarisasi metode primer.
c. Diharapkan adanya penambahan alat logistik
untuk mempermudah kerja perawat di ruangan
Flamboyan RSUD Batara Siang
d.
Mengadakan pendidikan kesehatan
secara rutin dan terjadwal terhadap klien dan anggota keluarga dalam rangka
mengoptimalkan mutu asuhan keperawatan yang di berikan.
e. Tetap mensosialisasikan slogan anjuran yang telah ditempelkan dan
mempertegas peraturan rumah
sakit pada klien dan anggota keluarga.
f. Sosialisasi
dalam penyusunan – penyusunan status pasien tidak hanya pada perawat tetapi
juga kepada semua tenaga medis
g. Sosialisasi
pendokumentasian sebaiknya dilakukan secara berkala
h. Sebaiknya
seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah memakai atribut yang lengkap
dan rapi.
i. Seluruh
warga rumah sakit (tenaga medis dan
non medis, pasien dan keluarga pasien) menjaga
fasilitas yang sudah disediakan oleh RS.
5.3 Kesan
1.
Kelompok mendapatkan pengalaman
yang berharga selama dinas di ruangan Flamboyan, dimana kelompok
mendapat pengetahuan bagaimana memanajemen suatu ruangan rawat inap serta
proses-proses yang berjalan dalam sebuah ruangan.
2.
Perawat diruangan Flamboyan, dapat menerima kehadiran tim manajemen Profesi Ners STIKes Amanah Makassar dengan
terbuka, perawat juga banyak memberikan masukan dan bimbingan yang berharga
bagi kelompok baik kepada Karu, dan perawat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J.
(1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, (Edisi 2 Bahasan Indonesia), Jakarta : EGC
Depkes. (2002). Standar Tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat Pelayanan Keperawatan.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system
approach (3th Edition). Philadelpia: W.B. Saunders
Komite
Keperawatan RSUD Ibnu Sutowo. (2004). Pedoman
Model Praktek Keperawatan Profesional Yang disederhanakan (MPKPs). Baturaja
OKU: RSUD Ibnu Sutowo
Nursalam. (2001). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi I.
Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Manajemen
Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi II.
Jakarta: Salemba Medika
Priharjo, R
(1995), Praktek Keperawatan Profesional:
Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC
Rahmulyono. A. (2008). Analisis
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien Puskesmas Depok I Sleman,
Fakultas Ekonomi.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Surjawati. (2002). Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam Keperawatan. Disampaikan dalam Seminar Nasional Persi. Jakarta
Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher, Toronto
Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan. Dibuka pada website http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/ pada tanggal 31
Februari 2010
Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat. Dibuka
pada website www.uii.ac.id pada tanggal 28 Januari 2009.
|
PLANNING OF ACTION (POA)
No
|
Masalah
|
Tujuan
|
Program/Kegiatan
|
Waktu
|
Target
|
Metode
|
Tempat
|
Penanggung Jawab
|
1.
|
Bagan struktur
oranisasi yang ada diruangan Flamboyan Rs Batara Siang belum di perbaharui
karena masih menggunakan struktur organisasi yang lama
|
Memperbaharui
Papan bagan organisasi tersedia atau terupdate
|
Membuat
papan/bagan struktur organisasi
a.
Koordianasi
dengan Karu
b.
Membuat
bagan struktur organisasi terbaru sesuai ketentuan
c.
Mencetak
bagan struktur organisasi
|
12-15
agustus 2019
|
Bagan struktur
terbaru tersusun 100%
|
Wawancara
|
Ruang
flamboyan Rs Batara Siang
|
Kelompok 4
|
2.
|
Papan informasi yang ada di ruangan
Flamboyan Rs Batara Siang terlalu kecil sampai banyak informasi yang ditempel tidak sesuai di tempatnya
|
memperbaharui
papan informasi menjadi lebih besar
|
memperbaharui
papan informasi
a.
Koordinasi
dengan kepala Ruangan
b.
Membuat
papan informasi terbaru
|
12-15
Agustus 2019
|
Papan
informasi menjadi lebih besar
|
Wawancara
|
Ruang
Flamboyan Rs Batara Siang
|
Kelompok
4
|
3.
|
Standar
pelayanan instalsi rawat inap yang ada di ruang Flamboyan Rs Batara Siang
terpajang namun belum terlihat dengan jelas oleh pasien maupun keluarga
pasien
|
Memperjelas
standar pelayanan ruang rawat inap agar terlihat jelas oleh keluarga pasien
dan pasien
|
Memasang bingkai pada standar pelayanan rawat inap
yang ada di ruang Flamboyan Rs Batara Siang
a.
Koordinasi
dengan kepala ruangan
b.
Memasang
bingkai pada standar pelayanan
|
12-15
Agustus 2019
|
Bingkai
terpasang di standar pelayanan
|
Wawancara
dan diskusi
|
Ruang
Flamboyan Rs Batara Siang
|
Kelompok
4
|
HASIL PELAKSANAAN POA
No
|
Hari/Tanggal
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
Target
|
1.
|
22
Agustus 2019
|
Pemasangan
Bagan struktur organisasi diruangan
Flamboyan
|
Konfirmasi
kepada kepala ruangan kemudian pemasangan struktur organisasi yang ter-update
|
Tercapai
|
2.
|
22
Agustus 2019
|
Pemasangan
papan informasi terbaru diruangan Flamboyan
|
Konfirmasi
kepada kepala ruangan untuk pemasangan papan informasi terbaru dan
dilanjutkan pemasangan
|
Tercapai
|
3.
|
22
Agustus 2019
|
memperbesar
standar pelayanan yang ada di ruangan flamboyan
|
Konfirmasi
kepada kepala ruangan untuk pemasangan standar pelayanan
|
Tercapai
|
ABSEN SEMINAR AKHIR
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES
AMANAH MAKASSAR
RUANGAN
PERAWATAN ANAK FLAMBOYAN
RSUD
BATARA SIANG KAB. PANGKEP
NO
|
NIM
|
NAMA
|
Ttd
|
1.
|
01804095
|
IQBAAL MAULANA , S.Kep
|
|
2.
|
01804096
|
SA’BAN SUBANG, S.Kep
|
|
3.
|
01804009
|
HENDRIK H. IBA, S.Kep
|
|
4.
|
01804097
|
RENO PAUKUMA, S.Kep
|
|
5.
|
01804098
|
RUSNA SIGMARLATU, S.Kep
|
|
6.
|
01804049
|
NURLAILA HI. ARFA, S.Kep
|
|
7.
|
01804073
|
ISMAWATI AKMAL, S.Kep
|
|
8.
|
01804100
|
MAHARANI BALA PUTRI, S.Kep
|
|
9.
|
01804227
|
MARTHA YULIASE ELSIANA YANIT,
S.Kep
|
Makassar,
..........Agustus 2019
Preseptor
Lahan Preseptor Institusi
................................ ................................
0 komentar:
Posting Komentar