Just another free Blogger theme

Minggu, 24 November 2019





 

LAPORAN HASIL

KULIAH KERJA PROFESI (KKP)


KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI LINGKUNGAN DUSUN TOKKA DESA BONTOMARANNU KECEMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

16 September 2019 S/D 12 Oktober 2019




 











DISUSUN  OLEH :

KELOMPOK III

Ø     IQBAL MAULANA SAID, S.Kep
Ø     HENDRIK HENDRIKSON IBA, S.Kep
Ø     RUSNA SIGMARLATU, S.Kep
Ø     NURLAILA HI. ARFA, S.KEP
Ø     RENO PAUKUMA, S.Kep
Ø     MAHARANI BALA PUTRI, S.Kep
Ø     ABIDIN MU HAMMAD ALI, S.Kep
Ø     JEVERSON ORNO, S.Kep
Ø     APELEKS ULLO, S.Kep
Ø     HARTINI, S.Kep
Ø     YUBE INYOMUSI, S.Kep
Ø     ISMAWATI AKMAL, S.Kep
Ø     SA’BAN SUBANG, S.Kep
Ø     NURLISA JAMLEAN, S.Kep
                           Ø    MARTHA.Y.ELISA YANIT, S.Kep

PROGRAM  PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AMANAH MAKASSAR
2019


LEMBAR PERSETUJUAN





Laporan Ini Telah Mendapat Persetujuan Dari :






P E M B I M B I N G






Dr. Zainal S,Kep,Ns,M,Kes

NIDN.



Mengetahui :
Koordinator Mata Ajaran Keperawatan Komunitas






Ns. Muhammad Rusdi, S.Kep, M.Kep





KATA PENGANTAR



 


       Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya seluruh kegiatan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas (PPKK) di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros dan penyusunan laporan hasil kegiatan PPKK dapat diselesaikan.
            Kegiatan praktik dan penyusunan laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan, bimbingan dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu bersama dengan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak DR. Zainal S,Kep Ns M,Kes selaku Ketua Stikes Amanah Makassar
2.      Ibu Ns. Asmiana Saputri Ilyas S,Kep,Ns, M,KeS selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Stikes Amanah Makassar
3.      Bapak Ns. Muhamaad Rusdi S,Kep, M, Kes selaku Koordinator mata ajaran Keperawatan Komunitas.
4.      Bapak Darman Middi, selaku kepala desa beserta stafnya
5.      Kepala Puskesmas Moncongloe
6.      Bapak Syamsu hadi dan keluarga,  selaku Kepala dusun tokka beserta jajarannya
7.      Ibu dusun,  selaku orang tua, tuan rumah tempat kami tinggal di lokasi PPKK yang begitu besar bantuannya..,
8.      Masyarakat Dusun Tokka pada khususnya dan Masyarakat dusun Tokka pada umumnya.
9.      Rekan-rekan mahasiswa PPKK Stikes Amanah Makassar

Kami menyadari laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu permohonan maaf kami haturkan sebelumnya serta segala kritik dan saran sangat kami harapkan adanya.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan didalamnya, khususnya seluruh aparat, Lingkungan dan kecamatan yang terkait.


                                                                                            Tokka,    Oktober 2019
        P e n y u s u n


Mahasiswa  KKP  Kelompok III

DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................... i
Lembar Persetujuan...................................................................................................... ii
Kata Pengantar.............................................................................................................. iii
Daftar Isi......................................................................................................................... v
Abstrak........................................................................................................................... vi
Daftar Tabel................................................................................................................... vii
Daftar Lampiran........................................................................................................... ix
BAB I      PENDAHULUAN........................................................................................ 1
Bab II    TINJAUAN TEORITIS
               A. Pelayanan Kesehatan Utama....................................................................... 6
               B. Konsep Keperawatan Komunitas................................................................ 9
               C. Asuhan Keperawatan Komunitas................................................................ 12
BAB III .......................................................................................................................... APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DUSUN TOKKA DESA BONTOMARANNU KECAMATAN MONCONGLOEKABUPATEN MAROS
               A. Persiapan...................................................................................................... 17
               B. Pengkajian.................................................................................................... 20
               C. Analisa Data................................................................................................. 32
               D. Perencanaan................................................................................................. 35
               E. Implementasi................................................................................................ 39
               F. Evaluasi........................................................................................................ 43
BAB IV PEMBAHASAN
               A. Pengkajian.................................................................................................... 49
               B. Perencanaan................................................................................................. 51
               C. Implementasi................................................................................................ 51
               D. Evaluasi........................................................................................................ 52
BAB V   PENUTUP
               A. Kesimpulan.................................................................................................. 64
               B. Saran-saran................................................................................................... 66
Daftar Pustaka
Lampiran-lampira




DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1      :           Plan of Action Intervensi Masalah Kesehatan Masyarakat dusun Tokka
Lampiran 2            :     Pre Planning Pertemuan I dan Laporan Kegiatan Pertemuan I
Lampiran 3      :           Pre Planning Pertemuan II dan Laporan Kegiatan Pertemuan II
Lampiran 4            :     Pre Planning Pertemuan III  dan Laporan Kegiatan Pertemuan III
Lampiran 6      :           Pre Planning Pelaksanaan Posyandu bayi dan balita dan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu I
Lampiran 7      :           Pre Planning Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil dan Laporan Hasil Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil
Lampiran 8                  :           Pre Planning Kerja Bakti dan Laporan Hasil Kegiatannya
Lampiran 9      :           Pre Planning Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan Laporan Kegiatan
Lampiran 10    :           Pre Planning Penyuluhan Kesehatan Lansia dan Laporan kegiatannya
Lampiran 11    :           Pre Planning Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Laporan Hasil Kegiatannya
Lampiran 12    :           Satuan Acara Pembelajaran (SAP) penyuluhan Diare dan leafletnya
Lampiran 13    :           Satuan Acara Pembelajaran (SAP) penyuluhan Kesehatan PHBS dan leafletnya.
Lampiran 14                :           Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Penyuluhan Proses Menjadi Tua dan leafletnya
Lampiran 15    :     Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Penyuluhan Penyakit Hipertensi dan leafletnya
Lampiran 16    :           Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Penyuluhan Penyakit asam lansia dan leafletnya
Lampiran 17          :     Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Penyuluhan Air bersih dan leafletnya
Lampiran 19          :     Format Pengkajian
Lampiran 20                :           Surat-surat keluar Posko III
Lampiran 21                :           Daftar Hadir Kegiatan-kegiatan Posko dusun tokka
Lampiran 22                :           Foto-foto Kegiatan Keperawatan Komunitas Lingkungan dusun tokka


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini, menuntut reformasi total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, guna meningkatkan daya tangkal dan daya juang pembangunan kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional, diadakan peninjauan kembali terhadap kebijakan pembangunan kesehatan.
Perubahan pemahaman akan konsep sehat dan sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit yang multi factorial telah mengugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat 2010. Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang maupun mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus (spesialis) dalam ilmu kperawatan yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan sosial yang memerlukan dukungan peran serta aktif masyarakat. Keperawatan komunitas adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia, memiliki kontribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju Visi Indonesia Sehat 2010.
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut maka Program Studi Profesi Ners Stikes Amanah Makassar  sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui Praktek Profesi Keperawatan Komunitas. Kegiatan tersebut merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat. Praktek Profesi Keperawatan Komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktek klinik keperawatan bagi mahasiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.
Untuk mengimplementasikan teori keperawatan komunitas, mahasiswa Program Profesi Ners Amanah Makassar melaksanakan praktek lapangan di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros mulai dari tanggal 15 September 2019 sampai dengan 12 Oktober 2019. Secara umum kondisi masyarakat di wilayah ini cukup rawan dengan masalah kesehatan tingkat pendidikan yang rendah serta lingkungan pemukiman yang kurang memenuhi syarat kesehatan.

B.     TUJUAN

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas ini bertujuan agar mahasiswa mampu :
1.      Menganalisa program kesehatan komunitas yang dapat menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia.
2.      Menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga/ kelompok/ masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan utama di Indonesia.
3.      Mendiskusikan kesehatan sekolah dan kesehatan usia lanjut dalam keperawatan kesehatan komunitas
4.      Menganalisa isu dan kecenderungan dalam asuhan keperawatan kesehatan komunitas
5.      Mendemonstrasikan karakteristik peran perawat profesional seperti accountability, critical thinking, mandiri, keterampilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di komunitas.

C.    RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Praktek Profesi Keperawatan Komunitas yang dilakukan oleh Posko III mahasiswa Program Profesi Ners selama 4 minggu berlokasi di lingkungan Tokka Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
D.    METODE PENULISAN
Penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas  ini menggunakan metode  sebagai berikut :
1.      Studi literatur, dengan membaca dan mempelajari buku serta makalah yang berhubungan dengan keperawatan komunitas
2.      Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada warga dan pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kuesioner.
3.      Observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap pola prilaku atau kebiasaan yang terkait dengan kesehatan warga dusun Tokka, Desa Bontomarannu, kec, moncongloe, kab, maros
4.      Winshield survey, dengan mengamati secara sekilas keadaan Dusun Tokka.

E.     SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas ini adalah sebagai berikut :
Ø  Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode serta sistematika penulisan laporan hasil praktek komunitas.
Ø  Bab II. Tinjauan Teoritis
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas.
Ø  Bab III. Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas di dusun Tokka, kec, Moncongloe, Kabupaten Maros.
Pada bab ini akan diuraikan tentang kegiatan-kegiatan mahasiswa selama menjalankan proses asuhan keperawatan dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi
Ø  Bab IV. Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan analisa pelaksanaan proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kec Moncongloe
Ø  Bab V. Penutup
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran
Ø  Daftar Pustaka
Ø  Lampiran- lampiran



















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) merupakan pendekatan yang praktis untuk melaksanakan asuhan perawatan kesehatan masyarakat di tingkat individu, keluarga dan masyarakat/komuniti, dalam bentuk yang dapat diterima dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dengan melibatkan partisipasi sepenuhnya dari masyarakat dan operasionalnya di Indonesia dalam bentuk pembangunan kesehatan masyarakat desa, dengan kegiatan yang nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Definisi pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya tentu dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib pribadi (self determination). (Effendy, 1998)
PKU pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dalam arti mampu mengenal masalah, faktor-faktor penghambat dan faktor pendukung yang dimiliki serta mampu menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi.
Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama adalah pemeliharaan kesehatan, pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU adalah :
1.         Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2.         Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3.         Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat.
4.         Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.
5.         Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan PKU berorientasi pada distribusi pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam PKU meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.

B.     Konsep Keperawatan Komunitas

Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ; menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, praktiknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1.      Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2.      Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini, intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
3.      Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih rinci sasaran ini terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
1.      Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan sosial.
Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2.      Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut :
a.       Mengenal masalah kesehatan.
b.      Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut.
c.       Memberikan perawatan pada anggota keluarga.
d.      Menciptakan lingkungan yang sehat.
e.       Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
3.      Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok berisiko atau masyarakt wilayah binaan. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.

C.    Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :
1.      Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah.
2.      Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a.       Masalah sehat -  sakit
b.      Karakteristik populasi
c.       Karakteristik lingkungan
3.      Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial (social planning), pendekatan social action, namun yang dominan adalah dengan pendekatan locality development yang berarti mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.
4.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a.       Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b.      Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek masa sakit dan tingkat keparahan.
c.       Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dengan cara :
1)      Aktifitas atau kegiatan program
2)      Pembentukkan kelompokm kerja kesehatan (POKJAKES)
5.      Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a.       Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b.      Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c.       Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya
d.      Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas.
e.       Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi
















BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN TOKKA DESA BONTOMARANNU KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di usun tokka maka mahasiswa berusaha untuk menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang ada.
Kegiatan praktik keperawatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa diawali pelaksanaan kegiatan oleh pokjakes. Selain kegiatan komunitas, mahasiswa juga memberikan asuhan keperawatan keluarga dan gerontik. Keluarga yang menjadi sasaran untuk dibina adalah keluarga dengan risiko terjadi masalah kesehatan.
Adapun kegiatan-kegiatan mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan Komunitas (PPKK) dan Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) yang dilaporkan meliputi tahap-tahap persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Tahap persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

A.    PERSIAPAN

  1. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap ini, mula-mula kelompok melakukan kegiatan pengidentifikasian tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, karang taruna dan organisasi kemasyarakatan. Setelah itu dilakukan pendekatan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas di dusun tokka pada khususnya.
Selanjutnya mahasiswa mengadakan pertemuan dengan kepala dusun  untuk membuat rencana pertemuan dengan masyarakat setempat, tokoh agama, kader kesehatan dan tokoh pemuda dalam Musyawarah Masyarakat Desa I.
Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD) dilaksanakan pada tanggal 15 september 2019, dimulai dengan pembukaan dan sambutan oleh kepala desa bontomarannu dilanjutkan dengan penyampaian maksud dan tujuan keberadaan mahasiswa PPKK oleh ketua posko III.  Kemudian dilakukan curah pendapat tentang seputar masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan Tokka pada saat ini. Pertemuan diakhiri dengan ditentukannya waktu pertemuan selanjutnya Musyawarah Masyarakat Desa II.
Pada tanggal 23 september 2019 dilaksanakan pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa II dengan agenda acara penyampaian hasil tabulasi data pengkajian serta pembahasan tentang prioritas masalah serta alternatif pemecahan masalah oleh masyarakat tokka untuk merealisasikan rencana kegiatan atas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tokka Adapun prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah sebagai berikut :
1.      Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2.      Masalah Kesehatan Lingkungan
3.      Masalah Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
Pada tanggal 24 september 2019 dilaksanakan pertemuan dengan warga dan dusun tokka untuk penyusunan rencana kegiatan dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan yang didapatkan di dusun tokka
Untuk alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
§  Penyuluhan KIA (pemeriksaan ibu hamil, nutrisi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, imunisasi balita, KB)
§  Pemberian makanan tambahan
§  Kerja bakti (minggu bersih)
§  Pengadaan tempat sampah umum
§  Penyuluhan kesehatan (diare, DHF, sanitasi lingkungan)
§  Posyandu Lansia
§  Penyuluhan Kesehatan (Hipertensi, asam urat, kolesterol)
  1. Persiapan Tekhnis
Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di dusun tokka, maka mahasiswa PPKK melaksanakan pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan masyarakat dari rumah ke rumah dengan menggunakan kuesioner. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 18 – 22 september 2019. Pengumpulan data ini dilaksanakan oleh mahasiswa dan kader kesehatan.

B.     PENGKAJIAN

I.         DIMENSI LOKASI

A.    Batas Komunitas

1.      Batas wilayah
Dusun Tokka terletak di Desa Bontomarannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros
2.      Karakteristik batasan wilayah
q  Sebelah Utara berbatasan  RT 01
q  Sebelah Selatan berbatasan dengan  RT 02
q  Sebelah Timur berbatasan dengan RT 03
q  Sebelah Barat berbatasan dengan Sekolah PAUD

B.     Lokasi Pelayanan Kesehatan

1.      Bidan desa
2.      terletak kurang lebih 200 meter dari wilayah RT 03 dan RT 04
3.      Puskesmas terletak 6 km dari wilayah Dusun Tokka, penduduk dapat menjangkaunya dengan naik kendaraan roda dua atau empat dengan waktu tempuh kurang lebih seperempat jam.
4.      Puskesmas terletak di desa Bontomarannu , berada kurang lebih 10 meter, menghadap ke sebelah timur dan bangunan yang permanen dengan kondisi baik. Jalan terbuat dari aspal dalam kondisi baik, tidak berlubang dengan lebar kurang lebih 2,5 meter.
5.      Bidan praktek terdekat terletak di dekat Dusun Tokka
Berdasarkan data diatas secara umum jarak fasilitas pelayanan kesehatan dengan masyarakat cukup jauh, kecuali ke (Polindes) sehingga motivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap kurang.

C.    Gambaran Geografis

1.      Sebagian wilayah terdiri dari perumahan penduduk, area pesawahan, kolam dan kebun yang ditanami pohon pisang, jambu, mangga, nangka, , cengkeh dan kelapa.
2.      Jalan utama desa terbuat dari aspal tetapi sudah banyak lubang-lubang dengan lebar kurang lebih 3 meter. perumahan penduduk sebagian besar terbuat dari rumah pangung/papan.
3.      Wilayah RT 01 merupakan dataran dengan kemiringan kurang lebih 25 derajat yang cukup padat oleh perumahan, terletak di sebelah bawah jalan dusun. Selain itu ada pesawahan dan sungai / lembah yang sangat dalam, biasa digunakan untuk pembuangan sampah akhir.

D.    Iklim

Terdapat dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Pada musim kemarau udara terasa panas sedangkan pada musim penghujan terasa lebih dingin, dengan rata-rata curah hujan pertahun adalah 1000-3000 mm. Adapun suhu udara berkisar antara 200 C sampai dengan 320 C. Keadaan iklim hampir sama dengan umumnya iklim wilayah Kabupaten Maros.
1.      Perumahan :
a.       Ventilasi rumah
Tabel:1 Ventilasi Rumah di Dusun Tokka
No
Kriteria  / Jenis
Jumlah
%
1
2

Ya
Tidak

Total
93
13

106
87,7
12,3

100,0





Hampir semua rumah memiliki ventilasi, tetapi yang difungsikan dengan baik adalah Ventilasi rumah yang dibuka setiap hari, yang  baik ada 93 %  cukup, 13%. Berdasarkan data di atas keadaan, memiliki ventilasi rumah bila tidak digunakan dengan baik merupakan hal yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b.      Type umah
Tabel 2 : jenis type rumah yang terdapat di dusun tokka
No
Kriteria  / Jenis
Jumlah
%
1
2
3

Permanen
Semi permanen
Panggung / kayu
Total
31
16
54
101
30,7
15.8
53.5
100,0


 
 
 
Berdasarkan  data di atas sebagian besar bentuk rumah panggung/kayu 54 (53,5%), permanen 31 (30,7%) dan Semi permanen 16 (15.8) lantai rumah masyarakat sudah memenuhi syarat kesehatan, bila pemeliharaannya baik. Tetapi sebagian besar keadaan rumah kotor dan berdebu. 

c.       Sumber air

Tabel 3: Sumber air di dusun tokka
No
Kriteria  / Jenis
Jumlah
%
1
2
3
4
5
6
7
Sumur pompa
Sumur gali
Sungai
Mata air
Empang
PAM
Air hujan

Total
28
35
1
36
0
6
0

106
26,4
33,0
9
34,0
0,0
5,7
0,0

100,0

Sumber air yang digunakan oleh masyarakat dusun tokka dari sumur mata air 36 (34,0%), sumur gali 35 (33,0), sumur pompa 28 (26,4%), dan PAM 6 (5,7%) Pengadaan air tersebut tidak memenuhi sehingga kebutuhan sehari-hari ditambah dengan menggunakan air dari sawah dengan keadaan air berwarna / keruh.
Berdasarkan data diatas masyarakat dusun tokka menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga kemungkinan terjadinya resiko penyakit diare dan penyakit kulit.

d.      Pembuangan sampah
Tabel 4 : Cara pembuangan sampah masyarakat dusun tokka
No
Kriteria
Jumlah
%
1
2
3
Dikumpul dan dibakar
Di sungai
Ditimbun dalam tanah
Di selokan
Di laut
Total
106
0
0
0
0
106
100.0
0,0
0,0
0,0
0,0
100,0

Berdasarkan data di atas 100,0% masyarakat mengumpulkan  sampah lalu di bakar.. Hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran / polusi udara, sehingga menimbulkan resiko terjadinya penyakit diare dan ISPA.
 

II.           DIMENSI POPULASI

A.     Ukuran
1.      Jumlah penduduk di dusun tokka adalah 355 orang dengan komposisi jenis kelamin adalah 175 orang laki-laki dan 184 orang perempuan
2.      Jumlah kepala keluarga sebanyak 106 KK dimana ada satu rumah diisi oleh dua  kepala keluarga
3.      Adapun jumlah pasangan Usia Subur (PUS) adalah 108 pasangan.





B.     Komposisi penduduk

1. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Tabel 5 : Distribusi karakteristik dan jenis kelamin penduduk di dusun tokka
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Total


F
%
F
%
F
%
1
2
3
4
5
6
7

Ibu hamil
Bayi (- < 1 tahun)
Balita (1-<5 tahun)
Anak (5-<14 tahun)
Remaja (14-<21 tahun)
Dewasa (21-<55 tahun)
Lansia 55 thn ke atas
0
6
15
31
15
91
17
0,0


1
8
12
41
13
88
18

1,1




Jumlah
175

184




Berdasarkan data di atas dapat dilihat jumlah penduduk terbesar merupakan kelompok usia produktif dengan komposisi jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini dapat mempengaruhi ekonomi keluarga.
C.    Budaya Penduduk
1.      Latar belakang budaya / etnik penduduk
Tidak terdapat perbedaan kultural pada masyarakat dusun tokka, karena seluruhnya memiliki suku Bugis
2.      Sejarah budaya penduduk
Kebudayaan yang dimiliki masyarakat dusun tokka merupakan budaya yang turun temurun dari leluhurnya dan tidak ada perbedaan dengan budaya dari masyarakat yang ada di wilayah Desa Moncongloe.



  2.  Pendidikan penduduk
Tabel 6 : Distribusi tingkat pendidikan masyarakat di dusun tokka
No
Pendidikan terakhir
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4
5
Tidak sekolah
Belum sekolah
TIK
Diploma
Sarjana
35
20
21
2
9
40,2
23,0
 24,1
2,3
10,3


Jumlah
87
100

Dengan melihat data di atas sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat adalah tidak sekolah, hal ini dapat mempengaruhi kemapuan penduduk dalam menerima informasi atau merubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan dengan demikian kemungkinan tingkat pengetahuan masyarakat terutama dalam hal kesehatan kurang.
3.      Pekerjaan penduduk
Tabel 7 : Distribusi pekerjaan masyarakat dusun tokka
No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4
5
6
7
8
PNS
TNI/Porli
Wiraswasta/Pedagang
Karyawan swasta
Tani
IRT
Tidak bekerja
Belum bekerja

6
2
43
13
89
82
62
58

1,7
6
21,1
3,7
25,1
23,1
17,5
16,3



Jumlah
355
100,0

Sebagian besar pekerjaan penduduk adalah petani dan IRT, tidak mempunyai penghasilan yang tetap, sehingga kemungkinan untuk pemeliharaan kesehatan menjadi kurang. Juga sebagai akibat pekerjaan akan mempengaruhi kesehatan penduduk, diantaranya keluhan myalgia
4.       Penghasilan masyarakat
Tabel 8 : Distribusi penghasilan keluarga di dusun Tokka
No
Pendapatan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3

< Rp 200.000,-
Rp. 200.000 – 500.000,-
>Rp 500.000,-
41
32
33
38,7
30,2
31,1

Jumlah
106
100

Sebagian besar pendapatan keluarga antara Rp 200.000 dengan demikian kemungkinan penyediaan dana untuk kesehatan menjadi rendah, juga berdampak pada biaya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama untuk pemenuhan gizi.
5.      Jenis kelamin
Tabel 9: distribusi jenis kalamin di dusun Tokka
No
Jenis kelamin
Frekuensi
Prosentase
1
2
Laki-laki
Perempuan
175
180

49,3
50,7

Jumlah
355
100

Berdasarkan distribusi data diatas menunjukan bahwa jumlah masyarakat di dusun tokka dengan jumlah banyak adalah perempuan 180 orang (50,7%).


6.      Agama
Tabel 10: distribusi Agama di Dusun Tokka
No
Agama
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4
5

Islam
Kristen
Hindu
Budha
katolik
355
0
0
100,0
0,0
0,0
0,0
00

Jumlah
355
1000

Distribusi data diatas menunjjukan bahwa masyarakat di dusun tokka adalah mayoriatas agama Islam dengan jumalah 355 orang (100,0%).
7.      Kebersihan rumah
Tabel 11: Disribusi berdasarkan kebersihan rumah di dusun tokka
No
Kebersihan rumah
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak

77
29
106
72,6
27,4

Jumlah
106
100,0

Data distribusi menunjukan bahwa warga yang menjaga rumahnya bersih dengan mengaakan ya adalah sebanyak 77 orang (72,6%) dan yang mengatakan tidak yaitu 29 (27,4%).




8.      Kepemilikan rumah
Tabel 12: Distribusi berdasarkan kepemilikan rumah di dusun Tokka
No
Kepemilikan rumah
Frekuensi
Prosentase
1
2

Milik sendiri
menumpang

91
15
106
85,8
14,2

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas dapat diketahui bahwa masyarakat di dusun tokka dengan mayaoriatas memiliki rumah sendiri yaitu 91 orang (85,8%) dan yang menumpang sebanyak 15 orang (14,2%).
9.      Pengelolahan air minum
Tabel 13: disribusi berdasarkan pengelolahan air minum di dusun Tokka
No
Distribusi air minum
Frekuensi
Prosentase
1
2

Dimasak
Tidak dimassak

97
9

91,5
8,5

Jumlah
106
100,0

10.  Keadaan fisik air minum
Tabel 14: Distribusi berdasarkan keadaan fisik air minum di dusun tokka
No
Keadaan fisik air minum
Frekuensi
Prosentase
1
2

Jernih
keruh

85
21

80,2
19,8

Jumlah
106
100,0
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa masyarakat di dusun Tokka mempunayi air jernih yaitu 85 (80,2%) dan keruh sebanyak 21 (19,8%).


11.  Pemamfatan halaman
Tabel 15: Distribusi berdasarkan pemamfatan halaman di dusun tokka.
No
Pemamfatan halaman
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak

64
42

60,4
39,6

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa masyarkat di Dusun Tokka memanfatkan halaman dengan mengatakan Ya 64 orang (60,4) dan yang tidak memanfatkan halaman yaitu sebanyak 42 orang (39,6%).
12.  Jenis pemamfaatan
Tabel 16: Distribusi berdasarkan jenis pemamfaatan di Dusun Tokka
No
Jenis pemanfaatan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4

Perkebunan
Perikanan
Beternak
Tidak Dimanfatkan

27
4
43
32

25,5
3,8
40,6
30,2

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas dapat diketahui bahwa masyarakat di dusun tokka dengan jenis pemanfaatan terbayak yaitu Beternak 43 (40,6%) dan yang tidak dimanfatkan yaitu 32 (30,2).



13.  Jenis jamban
Tabel 17: Distribusi berdasarkan jenis jamban di Dusun Tokka.
No
Jenis Jamban
Frekuensi
Prosentase
1
2

Leher angsa
Cemplung
91
15
85,8
14,2

Jumlah
106
100,0

Data distribusi diatas dapat diketahui bahwa masyarakat di dusun Tokka mempunyai jenis jamban dengan jenis leher angsa yaitu 91 (85,8%) dan yang memiliki jenis jamban dengan cemplung yaitu 15 (14,2%).
14.  Pembuangan limbah
Tabel 18: Distribusi data berdasarkan pembuangan limbah di dusn Tokka
No
Pembuangan limbah
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4

Selokan
Sawah
Sembarang Tempat
Dialirkan

69
9
23
5
65.1
8,5
21,7
4,7

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan data distribusi diatas dapat menunjukan bahwa masyarakat di dusun tokka kebanyakan membuang limbah pada selokan yaitu 69 (65,1%) dan di sembarang tempat yaitu 23 (21,7%).





15.  Jentik nyamuk
Tabel 19: Distribusi data berdasarkan jentik nyamuk di dusun Tokka
No
Jentik nyamuk
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak

34
72
32,1
67,9

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan distribusi data dapat menunjukan bahwa masyarakat di dusun Tokka menunjukan bahwa yang tidak ada jentik nyamuk adalah sebanyak 72 orang (67,9%) dan yang mengatakan ada jentik nyamuk atau Ya adalah sebanyak 34 orang (32,1%).
16.  Pembuangan tinja
Tabel 20: Distribusi data berdasarkan pembuangan tinja di dusun Tokka
No
Pembuangan tinja
Frekuensi
Prosentase
1
2
3

WC
Selokan
Sembarang Tempat

84
11
11
79,2
10,4
10,4

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas dapat menunjukan bahwa masyarakat di dusun tokka membuang tinja pada WC yaitu 84 (79,2%).






17.  Kepemilikan jamban
Tabel 21: Distribusi data berdasarkan kepemilikan jamban di dusun tokka
No
Kepemilikan jamban
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4

Milik sendiri
Numpang
Bersama
Tidak punya

83
9
9
5
78,3
8,5
8,5
4,7

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas dapat menunjukan bahwa masyarakat di dusun Tokka banyak yang memiliki jamban sendiri yaitu 83 (78,3%).
18.  Penyakit yang sering diderita bayi
Tabel 22: Distribusi data berdasarkan penyakit yang diderita bayi di dusun Tokka
No
Penyakit yang diderita bayi
Frekuensi
Prosentase
1
2
3

Batuk
Demam
lainya
16
11
3

53,3
36,7
10,0

Jumlah
30
100,0

Distribusi data dapat menunjukan bahwa masyarakat di dusun Tokka khusunya pada bayi yang menderita penyakit demam sebanyak 16 orang (53,3) dan deman sebanyak 11 (36,7%).




19.  Pemberian imunisasi dasar
Tabel 23: Distribusi data berdasarkan pemberian imunisasi dasar di dusun tokka
No
Pemberian imunisasi dasar
Frekuensi
Prosentase
1
2
Lengkap
Belum lengkap
12
2
85,7
14,3

Jumlah
14
100,0

Distribusi data berdasarkan data pemberian imunisasi dasar di dusun tokka, dimana yang mengunakan imunisasi lengkap sebanyak 12 (85,7%).
20.  Usia ibu hamil
Tabel 24: distribusi data berdasarkan usia ibu hamil di dusun tokka.
No
Usia ibu hamil
Frekuensi
Prosentase
1
2

25-35 tahun
>35 tahun

2
2
50,0
50,0

Jumlah
4
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas dapat dketahui bahwa  usia ibu hamil di dusun toka dengan usia 25-45 2 orang (50,0%).







21.  Tempat Pemeriksaan Kesehatan
Tabel 25: Distribusi data berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan di dusun tokka
No
Pemeriksaan kesehatan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4
5

Puskesmas
Dokter praktek
Perawat/Bidan
Posyandu
Tidak memeriksa
94
8
1
2
1
88.7
7.5
9
1.9
9

Jumlah
106
100,0

Data diatas menunjukan bahwa masyarakat di dusun Tokka memilih untuk memeriksa di Puskesmas yaitu 94 (88,7%).
22.  Penimbangan bayi setiap bulan
Tabel 26: Distribusi data berdasarkan penimbangan bayi di dusun Tokka
No
Penimbangan bayi setiap bulan
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak 

13
1
92.9
7.1

Jumlah
14
100,0

Berdasarkan distribusi data diatas menunjukan bahwa masyarakat di dusun tokka khusunya ibu-ibu yang menimbang bayi di POSYANDU secara rutin mengatakan Ya sebanyak 13 orang (92.9%).



23.  KMS
Tabel 27: Distribusi Data Berdasarkan KMS di Dusun Tokka
No
KMS
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ada
Tidak ada
13
1
92.9
7.1

Jumlah
14
100,0

Berdasarkan data distribusi diatas menunjukan bahwa yang ada KMS sebanyak 13 (92.9%)
24.  Makanan Tamabahan Bayi
Tabel 28: distribusi data berdasarkan PMT pada bayi di dusun Tokka
No
PMT Pada bayi
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak


11
3
78,6
21,4

Jumlah
14
100,0

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa PMT pada bayi Ya sebanyak 11 (78,6%) dan Tidak adda 3 (21,4%).
25.  Jenis Kontrasepsi
Tabel 29: Distribusi Data  Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Di Dusun Tokka
No
Jenis kontrasepsi
Frekuensi
Prosentase
1
2

Pil
Susuk/Implan
Suntik
Kondom
3
2
14
17
8.3
5.6
38.9
47.2

Jumlah
36
100,0

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa yang memakai jenis kontrasepsi paling banyak adalah Kondom 17 (47.2%) dan suntik 14 (38,9%).
26.  Imunisasi TT
Tabel 30: Distribusi Data Berdasarkan Imunisasi TT Di Dusun Tokka
No
Imunisasi TT
Frekuensi
Prosentase
1
2

Ya
Tidak

2
2
50.0
50.0

Jumlah
106
100,0

Berdasarkan data distribusi diatas dapat menunjukan bahwa yang mengikuti imuniasi TT dengan Ya yaitu 2 (50.0%) dan Tidak 2 (50.0%).
27.  Penyakit Kehamilan
Tabel 31: Distribusi Data Berdasarkan Penyakit Kehamilan Di Dusun Tokka
No
Penyakit kehamilan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3
4
5

Jantung
Hipertensi
Anemia
DM
Lainya

0
0
0
1
1
0.0
0.0
0.0
50.0
50.0

Jumlah
2
100,0

Data diatas menunjukan bahwa penyakit yang menyertai ibu hamil saat ini di dusun Tokka adalah DM dan lainya dengan masin-masing 1 orang (50.0%).
28.  Pemeriksaan Kehamilan
Tabel 32 : Distribusi data berdasarkan pemeriksan kehamilan di dusun tokka
No
Pemeriksaan kehamilan
Frekuensi
Prosentase
1
2
3

Puskesmas/RS
Bidan Desa
Dukun
1
1
2
25.0
25.0
50.0

Jumlah
4
100,0

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa pemeriksaan kehamilan di dusun tokka sebanyak 2 roang yang memerika di dukun (50.0%).
29.  Akseptor KB
Tabel 33 : Distribusi Data Berdasarkan Akseptor KB Di Dusun Tokka
No
Akseptor KB
Frekuensi
Prosentase
1
2
Ya
Tidak
18
70
20.5
79.5

Jumlah
88
100,0

Data diatas menunjukan masyarakat di dusun tokka bahwa yang memakai aseptor KB lebih banyak mengatakan Tidak 70 (79.5%).
30.  Usia Lansia
Tabel 34: Distribusi Data Berdasarkan Usia Lansia Di Dusun Tokka
No
Pembuangan Limbah
Frekuensi
Prosentase
1
2

55-59 tahun
60-69 tahun
>70 tahun
14
10
11

40.0
28.6
31.4


Jumlah
35
100,0

Berdasarkan distribusi diatas bahwa usia lansia di dusun tokka yang paling banyak adalah usia 55-59 tahun (40.0%).
31.  Tempat Berobat Lansia
Tabel 35: Distribusi Data Berdasarkan Tempat Berobat Lansia Di Dusun Tokka
No
Tempat berobat lansia
Frekuensi
Prosentase
1
2
3

Sarana Yankes
Tempat praktek tenaga kesehatan
Di obati sendiri

22
9
4
62.9
25.7
11.4

Jumlah
35
100,0

Data diatas menujukan bahwa jumlah lansia di dusun tokka sebanyak 35 orang sehingga lebih banyak memilih untuk  berobat di sarana kesehatan yaitu 22 orang (62.9%) dan tempat praktek tenaga kesehatan sebanyak 9 orang (25.7%).
32.  Bentuk Bantuan Yang Dibutuhkan Lansia
Tabel 36: Distribusi Data Berdasarkan Bantuan Yang Dibutuhkan Lansia Di Tokka
No
Pembuangan limbah
Frekuensi
Prosentase
1
2

Dana sehat
Yankes gratis
Penyuluhan kesehatan
Kelompok lansia
4
16
12
3
11.4
45.7
34.3
8.6

Jumlah
35
100,0
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa bantuan yang dibutuhkan lansia di dusun tokka banyak yang mengatakan bahwa mendapatkan yankes ratis yaitu 16 orang (45.7%), dan penyuluhan kesehatan sebanyak 12 orang (34.3%).
D.    Mobilitas Penduduk
1.      Jenis kependudukan
Seluruh penduduk dusun Tokka adalah penduduk menetap dan tidak ada yang berstatus urban. Sebagian kepala keluarga bekerja di luar daerah dan kembali ke tempat semingu sekali atau sebulan sekali
2.      Pemanfaatan waktu oleh penduduk
Para petani mulai bekerja dari pukul 05.00 wib, pulang sampai jam 16.00. sebagian penduduk ada yang bekerja sebagai buruh tani dan buruh mebeulair dan pedagang terutama dagang oncom ke kota Makassar maupun kabupaten Maros, yang bekerja mulai jam 06.00 sampai jam 16.00 wib.
Para pelajar mulai berangkat ke sekolah pada pukul 06.00 dan pulang pukul 14.00 sampai pukul 15.00.
Para lansia yang tidak mampu bekerja jauh ada yang mengerjakan anyaman di rumah dan beberapa lansia pada sore hari berkumpul di suatu tempat. Begitu pula para pemuda pada sore hari terlihat berkumpul di salah satu rumah atau di pinggir jalan.
Pada hari minggu atau hari libur penduduk yang bekerja, tetap mengerjakan tugas-tugasnya seperti biasa.
Para ibu rumah tangga yang tidak pergi ke sawah pada jam 10.00 terlihat berkumpul di salah satu rumah, karena telah selesai mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, mencuci dan lainnya.   

III.        DIMENSI SISTEM  SOSIAL

1.      Jenis penyakit
Tabel 38 : Distribusi jenis penyakit yang dialami keluarga 6 bulan terakhir di dusun tokka
No
Jenis Penyakit
Jumlah
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Batuk/flu
Demam/klinis
Diabetes
Hepatitis
Stroke
Hipertensi
Kolesterol
Asam urat
Amandel
Ispa
Komplikasi
Gastritis
Thypoid
Ganguan jiwa
Katarak
ISK

16
14
2
1
1
12
1
11
1
7
1
5
1
1
1
1

21,1
18,4
2,6
1,3
1,3
15,8
1,3
14,5
1,3
9,2
1,3
6,6
1,3
1,3
1,3
1,3

Terdapat penyakit menular, hal ini menggambarkan perilaku kesehatan masyarakat.  Penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah batuk/flu (21,1%). 
2.      Dalam hal pemantauan kesehatan terdapat kader Posyandu 6 orang. Dan ada seorang bidan desa yang memegang wilayah Dusun Tokka.
3.       Kondisi kesehatan penduduk di wilayah dusun tokka adalah :
a.       Bayi
Terdapat 14 orang bayi dibawah 1 tahun, Dari kartu KMS Balita didapat bahwa setiap bula rajin ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi.
Terdapat 27 anak balita, 6 anak diantaranya pernah menderita diare pada 1 tahun terakhir. Dari kartu KMS didapat bahwa rata-rata balita mengalami peningkatan berat badan setiap bulannya.
b.      Ibu hamil dan menyusui
Di Dusun Tokka terdapat 1 orang ibu hamil, dimana merupakan kehamilan yang ke 4 dan usia ibu yang sudah berusia 37 tahun karena itu merupakan resiko tinggi.
c.       Usia sekolah
Anak usia sekolah berjumlah 13 anak (11,93%) dari jumlah penduduk, kebersihan diri anak –anak tersebut kurang, terlihat dari kebersihan kulit, rambut, tangan dan kaki serta kuku yang kurang diperhatikan. Pola makan 2 –3 kali sehari dengan menu yang kurang seimbang yaitu jarang makan sayuran dan buah-buahan, anak-anak sering jajan makanan yang mengandung zat pengawet dan pewarna, sehingga kemungkinan terjadi gangguan kesehatan seperti ISPA dan diare.
d.      Lansia
Jumlah lansia yang berusia lebih dari 55 tahun ke atas adalah 35 orang, 5 orang diantaranya menderita hipertensi.. Pola makan lansia hampir sama yaitu 2 – 3 kali sehari dengan menu jarang makan sayuran dan buah-buahan serta tiap hari hampir selalu makan ikan asin. 8 orang mengalami penurunan penglihatan dan juga pendengaran, tetapi untuk aktifitas sehari-hari masih mampu sendiri dan bahkan masih bekerja dan pergi kesawah setiap hari.

4.      Riwayat kejadian luar biasa
Pada satu tahun terakhir ini tidak ada kejadian KLB di wilayah dusun tokka bahkan di dusun tokka hampir semua penduduk  menggunakan air  dari sawah dan gunung untuk mencuci dan mandi serta untuk memasak. Dengan melihat keadaan lingkungan yang kurang memadai perlu adanya upaya pencegahan penyakit.
5.      Kondisi kesehatan lingkungan
a.       Pemukiman
Perumahan penduduk saling berjauhan, ada yang tidak menggunakan pagar pembatas satu sama lain. Jenis rumah permanen ada 31 buah
(30,7 %), 59 buah rumah panggung ( 53,5 %) dan 16 (15,8) buah rumah semi permanen. Sebagian besar  rumah berdebu dan pengaturan didalam rumah kurang tertata dengan baik. atap terbuat dari genteng, adapun pencahayaan dari sinar matahari, belum mendapat sinar matahari yang baik, sehingga menimbulkan ruangan menjadi lembab, yang dapat mendukung terjadinya penyakit ISPA.
b.      Saluran air
Saluran air yang ada di dusun tokka disalurkan ke selokan dan dibiarkan terbuka, hingga saat ini tidak ada keluhan bau dan banjir, namun hal ini dapat menjadikan tempat sarang vektor (nyamuk, tikus) yang memungkinkan untuk terjadinya penyakit dan dapat menjadi KLB.
c.       Sampah
Seluruhnya penduduk mengumpulkan sampah lalu di bakar..Banyak masyarakat yang menyimpan sampah dulu sekitar sampai penuh/3 hari ,sehingga kemungkinan menimbulkan polusi udara dan menjadi sarang lalat serta dapat menyebabkan penyakit diare dan ISPA.
d.      Sumber air minum
Semua atau  masyarakat dusun tokka memiliki sumber air minum yang dialirkan dari mata air dari gunung maupun sumur gali

e.       Kandang ternak
 penduduk yang memiliki kandang ternak, terutama kandang ayam menempel atau terletak di samping rumah bahkan di depan rumah. Kondisi kandang kurang terpelihara dan bau.
A.    Sistem Pendidikan
1.      Jenis pendidikan
Di wilayah Dusun tokka terdapat 1 buah Sekolah PAUD, yang merupakan tempat pendidikan formal.
ini sangat membantu dalam upaya meningkatkan sumber daya dalam bidang kesehatan.  
B.     Sistem Ekonomi
1. Mata pencaharian masyarakat
Dapat diketahui bahwa sebagian pekerjaan masyarakat adalah mata pencaharian petani dan ibu rumah tangga tidak mempunyai penghasilan yang tetap, maka kemungkinan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan menjadi rendah.                            
2.   Sistem Politik
1.      Cara pemilihan tokoh masyarakat formal dan informal
Pemilihan tokoh masyarakat kepala dusun, ketua RT dipilih dengan pemungutan suara secara langsung dengan menggunakan bilik suara, dan kemudian dilantik oleh kepala desa.
Terdapat tokoh masyarakat informal yang memegang peran penting sebagai ahli dalam bidang agama serta peran kepemudaan yang berada di wilayah Dusun tokka.
2.      Cara penetapan peraturan
Peraturan yang berlaku di wilayah dusun tokka berdasarkan peraturan yang ada di wilayah Desa Bontomarannu. Peraturan yang ada diantaranya tentang kegiatan Opsih, pembayaran iuaran rutin dan untuk menjaga keamanan.

C.    ANALISA DATA

Data
Masalah kesehatan

Diagnosa keperawatan komunitas

·   Dari 106 KK terdapat 29 KK yang rumahnya tidak bersih baik didalam maupun di halaman rumahnya. (27,4%).
·   Dari 106 KK terdapat 45 KK yang mengeluhkan vektor nyamuk adalah yg paling membahayakan (34,%).
·   Dari 106 KK masih terdapat 21 KK yang air minumnya keruh  (19,8%)
·   Dari 106 KK masih terdapat 34 KK yang memiliki jentik nyamuk di tempat penampungan air minumnya (32,1%)
·   Dari 106 KK terdapat 23 KK yang membuang sampah di sembarang tempat (21,7%)
·   Dari 106 KK terdapat 11 KK yang buang air besar di sembarang tempat (10,4 %) dan 11 KK diselokan (10,4%)
·   Dari 106 KK terdapat 5 KK yang tidak memiliki jamban  (4,7%), numpang 9 KK (8,5%), bersama 9 KK (8,5%)
·   Ditemukan bahwa penyakit yang paling sering terjadi di lingkungan  adalah batuk (53,3%) dan demam (36,7%)

Lingkungan yang kurang bersih
Risiko terjadinya penyakit (Diare, DHF) di lingkungan Kasuarrang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih dan pengolahan air minum yang tidak dimasak berhubungan dengan :
a.   Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan
b.  Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat
·   Dari 27 balita penyakit yang sering diderita balita adalah demam (36,7,%), batuk-batuk (53,3%)
·   Untuk lingkungan dusun Tokka yang membawahi 4 RT, hanya terdapat 6 orang yang menjadi kader kesehatan

·   Dari 4 ibu hamil terdapat 2 Bumil yang tidak mendapatkan imunisasi TT (50%)
·   Dari 4 ibu hamil terdapat 1 Bumil yang menderita anemia (25%)
·   Dari 4 ibu hamil masih terdapat 2 (50%) orang yang tidak pernah memeriksakan  dan memeriksakan ke dukun kehamilan.
·   Dari 108 PUS terdapat 45 orang yang tidak menjadi akseptor KB (41,67%)


Kurangnya pemahaman masyarakat akan kesehatan ibu dan anak
Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita berhubungan dengan :
a.   Kurangnya kesadaran masyarakat membawa balitanya ke posyandu
b.  Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi
c.   Kurangnya kader kesehatan dan kurang aktifnya kegiatan Posyandu di lingkungan Kasuarrang
·   Dari 35 lansia masih terdapat 4 orang yang mengatasi sendiri penyakit yang dialaminya 11,4%)
·   Dari 34 lansia terdapat 65 lansia yang jenis bantuan paling dibutuhkan adalah layanan kesehatan gratis(45,7%).
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan lansia
Risiko meningkatnya angka morbiditas lansia berhubungan dengan :
a.   Kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur
b.  Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia
Setelah teridentifikasi beberapa masalah keperawatan komunitas, selanjutnya dilakukan pembobotan untuk menentukan prioritas masalah yang dilakukan oleh mahasiswa, pengurus pokjakes dan tokoh – tokoh masyarakat setempat. Hasil  skoring yang didapatkan berdasarkan prioritas masalah kesehatan adalah sebagai berikut :

No
Masalah Kesehatan
Kriteria
Skor
Urutan prioritas
Masalah
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Lingkungan yang kurang bersih
5
4
4
5
5
3
2
4
32
2
2
Kesehatan Ibu dan Anak
5
4
5
5
4
3
4
3
33
1
3
Kesehatan Lansia
5
4
2
5
2
4
1
1
24
3
Keterangan :
1        Kesesuaian dengan peran perawat
2        Jumlah yang berisiko
3        Tingkat keseriusan
4        Kemungkinan untuk melakukan penyuluhan kesehatan
5        Minat masyarakat
6        Kemungkinan untuk diatasi
7        Sesuai dengan program pemerintah
8        Tersedianya sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah



Skala untuk tingkat kebutuhan Masyarakat :
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat tinggi

D.    PERENCANAAN

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh diatas, maka disusun suatu perencanaan kegiatan yaitu :
1.      Diagnosa Keperawatan I :
Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita berhubungan dengan :
a.       Kurangnya kesadaran masyarakat membawa balitanya ke posyandu
Tujuan Jangka Panjang :
      Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bayi / balita di lingkungan Tokka terhindar dari berbagai penyakit terutama yang dapat dicegah dengan imunisasi
Tujuan Jangka Pendek :
·   Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan pada balita dan penyakit-penyakit yang terjadi pada balita yang tidak diimunisasi
·   Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan (kader) tentang kesehatan balita
·   Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
·   Tersedianya sarana untuk pelaksanaan posyandu
Intervensi :
§  Pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat  tentang kesehatan ibu, bayi/ balita serta imunisasi.
§  penyuluhan kegiatan KB
§  penyuluhan kegiatan pemberian makanan tambahan di Posyandu
2.      Diagnosa Keperawatan II :
Risiko terjadinya penyakit  (Diare, ISPA, DHF) dilingkungan Kasuarrang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih dan pengolahan air minum yang tidak sehat berhubungan dengan :
a.       Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan
b.      Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan masyarakat akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih.
Tujuan Jangka Pendek :
  • Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan, air minum yang sehat, penyakit diare dan DHF
  • Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
  • Menciptakan lingkungan yang sehat
Intervensi :
  • Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi lingkungan, pengelolaan air minum yang baik, diare dan DHF
  • Kerja bakti massal (minggu bersih)
§  Pembuatan tempat sampah percontohan
3.      Diagnosa Keperawatan III :
Risiko meningkatnya angka morbiditas lansia berhubungan dengan :
a.       Kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur
b.      Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia
      Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan intervensi/tindakan keperawatan diharapkan lansia terhindar dari penyakit dan masalah lain akibat penurunan fungsi tubuh.
Tujuan Jangka Pendek :
·         Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia
·         Meningkatkan pengetahuan lansia tentang kondisi kesehatan yang menyertai proses penuaan
·         Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia
Intervensi :
  • Pendidikan dan penyuluhan kesehatan lansia pada masyarakat (Hipertensi, DM, Rematik, asam urat dan kolesterol)
  • Penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan yang biasa menyertai proses penuaan
§  Kerjasama dengan Puskesmas untuk pelaksanaan Posyandu Lansia

E.     IMPLEMENTASI

1.      Diagnosa Keperawatan I :
Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita berhubungan dengan :
a.       Kurangnya kesadaran masyarakat membawa balitanya ke posyandu
b.      Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi
c.       Kurangnya kader kesehatan dan kurang aktifnya kegiatan Posyandu di lingkungan Tokka
Implementasi :
§  Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat  tentang kesehatan ibu, bayi/ balita serta imunisasi.
? Tanggal 02 Oktober (pukul 09.00-12.30), melakukan penyuluhan kesehatan ibu hamil (pemeriksaan ibu hamil, imunisasi TT, nutrisi ibu hamil) di Posyandu
? Tanggal 02 Oktober 2019 (pukul 09.00 – 12.30), melakukan penyuluhan tentang imunisasi pada balita dan keluarga berencana di Posyandu.
§   kegiatan penyuluhan pemberian makanan tambahan di Posyandu
? Tanggal 02 Oktober 2019 (pukul 09.00 – 12.30), mengadakan peyuluhan pemberian makanan tambahan pada balita dalam rangka Posyandu.

2.      Diagnosa Keperawatan II :
Risiko terjadinya penyakit  (Diare, ISPA, DHF) dilingkungan Kasuarrang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih dan pengolahan air minum yang tidak sehat berhubungan dengan :
a.       Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan
b.      Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
Implementasi :
§  Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang sanitasi lingkungan, pengelolaan air minum yang baik, diare dan DHF
? Tanggal 28 September 2019 (pukul 09.30 – 10.15), melakukan penyuluhan tentang diare dan penanganannya di PAUD Tunas bangsa dusun Tokka
§  Melaksanakan kerja bakti massal (minggu bersih)
? Tanggal 27 september 2019  (pukul 08.00 – 10.00), mengadakan kerja bakti di wilayah lingkungan masjid babul jannah dusun tokka
? Tanggal 29  september  2019 (pukul 08.00 – 12.00), mengadakan kerja bakti di wilayah dusun jambua
? Tanggal 11 oktober 2019 (pukul 08.00 – 10.00), mengadakan kerja bakti di wilayah lingkungan masjid babul jannah dusun tokka.

3.      Diagnosa Keperawatan III :
Risiko meningkatnya angka morbiditas lansia berhubungan dengan :
a.       Kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur
b.      Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia
Implementasi :
§  Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan kesehatan lansia pada masyarakat (Hipertensi, DM, asam urat dan kolesterol)
? Tanggal 25 September 2019 (pukul 08.30 – 11.00), mengadakan penyuluhan kesehatan tentang penanganan lansia dengan hipertensi, asam urat, kolesterol di rumah kepala dusun
§  Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan yang biasa menyertai proses penuaan
§  Tanggal 25 September 2019 (pukul 08.3011.00), mengadakan penyuluhan kesehatan tentang proses penuaan di rumah kepala dusun.
§  Bekerjasama dengan Puskesmas untuk pelaksanaan Posyandu Lansia
? Tanggal 5 oktober 2019 (pukul 08.00 – 11.00), mengadakan posyandu lansia dengan menggunakan sistem 5 meja di pustu dusun jambua

F.     EVALUASI

1.      Diagnosa Keperawatan I :
a.       Evaluasi Struktur
Dari hasil pendataan didapatkan 4 bayi dan 27 balita yang ada di dusun tokka, didapatkan 2 bayi dan 11 balita tidak diimunisasi yang disebabkan oleh beberapa hal. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh mahasiswa kepada seluruh masyarakat termasuk fokus  pada  keluarga  binaan menggunakan alat bantu  sesuai dengan tingkat kebutuhan dan tingkat pengetahuan masyarakat/keluarga. Mahasiswa menyiapkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Penyuluhan, Posyandu kepada pihak puskesmas.
b.      Evaluasi Proses
Penyuluhan dilaksanakan pada masyarakat oleh masing-masing penanggung jawab, pembinaan dilakukan sesuai kebutuhan /pengetahuan masyarakat. Penyuluhan didusun tokka dilaksanakan di Posyandu bersamaan dengan pelaksanaan Posyandu yang disampaikan oleh Mahasiswa dan disamping itu. Selain itu. Kegiatan lainnya berupa pelaksanaan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT dan nutrisi pada ibu hamil yang disampaikan oleh mahasiswa. Keseluruhan kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai rencana berkat kerjasama semua unsur yang terkait dan dukungan dari berbagai pihak terutama masyarakat dusun tokka.
c.       Evaluasi Hasil
Penyuluhan diikuti oleh sebagian besar masyarakat dusun tokka. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan Ibu hamil, bayi/balita, penyakit menular, makanan bergizi serta kesehatan lingkungan bertambah hal ini dibuktikan dengan antusias masyarakat yang sangat besar melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada penyaji.
2.      Diagnosa Keperawatan II :
a.    Evaluasi Proses
Dari 106 KK yang ada didusun tokka, terdapat 9 KK yang air minumnya tidak dimasak, 45 KK yang mengeluhkan vektor nyamuk yang paling mengganggu serta terdapat 34 KK yang memiliki jentik nyamuk ditempat penampungan airnya. Masalah kesehatan lingkungan ditemukan pada semua  keluarga binaan. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan menggunakan alat bantu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan warga. Pemberitahuan kegiatan penyuluhan, kerja bakti, dilakukan melalui pemberitahuan secara langsung lewat kepala dusun yang ada di Lingkungan Tokka. Rencana kegiatan juga disampaikan secara langsung pada saat melakukan kunjungan ke keluarga binaan. Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari warga dusun tokka. Untuk keperluan penyuluhan dan kerja bakti disediakan oleh mahasiswa. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Sebelum pelaksanaan kegiatan, mahasiswa  menghubungi Kepala dusun dan tokoh masyarakat dan pihak yang terkait. Selain itu mempersiapkan bahan dan media yang akan digunakan serta menentukan mahasiswa yang  akan memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
b.   Evaluasi Proses
Penyuluhan  dilakukan terhadap keluarga binaan pada lingkungan rumah yang dilakukan oleh masing-masing mahasiswa yang menjadi penanggungjawab keluarga binaan tersebut, sedangkan penyuluhan kepada masyarakat dilaksanakan di PAUD tunas bangsa yang ada di dusun tokka. Pemilihan tempat di PAUD Tunas bangsa berdasarkan saran dari kepala sekolah PAUD tunas bangsa dan kepala dusun serta tokoh masyarakat yang ada. Pelaksanaan penyuluhan keseluruhan berjalan lancar sesuai rencana berkat dukungan dan kerjasama dari kepala dusun, tokoh masyarakat,  mahasiswa dan seluruh masyarakat Tokka. Demikian pula dengan  pelaksanaan kerja bakti pengenalan dan penatalaksanaan beberapa penyakit dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
c.       Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan pembinaan didapatkan hasil melalui  wawancara dan observasi terjadi perubahan  meliputi perubahan  afektif, kognitif dan psikomotor :  warga mengatakan telah memahami pentingnya membersihkan lingkungan rumah, memperbaiki sistim aliran air limbah, tidak membuang sampah disembarang tempat, buang air besar di WC dan perlunya  memasak air minum.
Dari segi perilaku :  tampak peningkatan kebersihan lingkungan, aliran  pembuangan air limbah lebih lancar, lingkungan rumah lebih bersih dan untuk sarana WC umum belum dapat terealisasi dengan kesulitan pada  masalah tempat dan dana  (dusun tokka). Demikian juga dengan keberadaan jentik nyamuk sudah berkurang dan masyarakat sudah mulai membiasakan memasak air untuk diminum .
Bahkan dari hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat, dampak dari perubahan ini adalah berkurangnya kejadian diare di lingkungan warga.

3.      Diagnosa Keperawatan III :
a.       Evaluasi Struktur
Dari hasil pendataan didapatkan jumlah lansia di Lingkungan Kasuarrang adalah 35 orang,  16 (45,7%) diantaranya membutuhkan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan gratis. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa yang dirangkaikan dalam kegiatan posyandu lansia, menyiapkan alat Bantu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan pengetahuan masyarakat khususnya lansia. Hal ini disampaikan pula secara langsung pada saat kunjungan keluarga gerontik.
b.      Evaluasi Proses
Penyuluhan kesehatan pada lansia dilaksanakan sekali untuk secara massal dan selebihnya secara individu melalui kegiatan kunjungan keluarga gerontik binaan. Untuk kegiatan penyuluhan kesehatan dalam rangkaian kegiatan Posyandu, mahasiswa dan kader bersama-sama memberikan pelayanan dan penyuluhan pada lansia. Untuk penyuluhan pada keluarga binaan yang mempunyai anggota keluarga lansia dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab dari mahasiswa. 
c.       Evaluasi Hasil
Sejumlah lansia telah mendapat penyuluhan yang dilaksanakan  pada saat  pelaksanaan posyandu maupun saat kunjungan langsung ke rumah keluarga binaan. Selain itu lansia yang mengalami masalah kesehatan diberikan pemeriksaan gratis hipertensi, asam urat dan kolesterol. Masyarakat juga telah memahami bagaimana perawatan manusia usia lanjut.  















BAB IV
PEMBAHASAN
            Konsep keperawatan komunitas yang profesional mengacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat terutama kelompok risiko tinggi. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapan asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon positif dari masyarakat terutama dalam memberikan informasi yang valid dan akurat
            Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan keperawatan langsung pada masyarakat.
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses keperawatan di klin ik keperawatan yang meliputi: Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi . Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT ( Strength / kekuatan, Weakness /kelemahan, Opportunity / kesempatan dan Threat / ancaman)

PENGKAJIAN

Pada tahap pengkajian data yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas. Dan mengkaji sub sistem yang mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan, keselamatan politik, dan kebijakan pemerintah tentang kesehatan, sarana pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi dan ekonomi.
Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara serta observasi langsung berdasarkan format pengkajian .
Analisis Swot :

S :  Strength / kekuatan

Kekuatan dari pengkajian adalah adanya dasar pengetahuan tentang pengkajian komunitas oleh mahasiswa, adanya dukungan dari pihak akademik khususnya tim keperawatan komunitas, tersedianya format pengkajian komunitas yang baku dan seragam untuk seluruh posko, jumlah mahasiswa sebanyak 15 orang sehingga memungkinkan untuk melakukan pengkajian dalam waktu yang singkat.

W :Weakness / kelemahan

Kelemahannya adalah adanya kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat  setempat yang sebagian besar menggunakan bahasa daerah dan juga jarak rumah warga yang berjauhan.

O : Opportunity / kesempatan

Kesempatan dari  tahap pengkajian adalah adanya respon positif dari masyarakat karena kegiatan berhubungan dengan masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

T : Threat / ancaman

Adalah keakuratan data yang diragukan karena pada saat pengkajian ada beberapa rumah yang kepala keluarganya tidak berada di tempat dan kondisi geografis dimana terdapat rumah yang terletak diatas gunung

PERENCANAAN

Analisis SWOT :

S : Strength/ Kekuatan

Kekuatan dalam perencanaan ini meliputi kerjasama yang baik antara teman kelompok, job description jelas, serta setiap kegiatan yang akan dilakukan memiliki penanggung jawab/kepanitiaan.

W : Weakness / Kelemahan

Dalam menyusun perencanaan kurang melibatkan pihak terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan. Masyarakat menginginkan mahasiswa yang membuat rencana kegiatan dan mereka akan mendukung.
O : Opportunity / Kesempatan
Setiap rencana kegiatan yang akan di lakukan selalu mendapat dukungan dari kepala lingkungan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pihak puskesmas. Disamping itu, tersedia pula fasilitas yang mendukung perencanaan kegiatan sepertirumah dan masjid dan posyandu di dusun tokka.
T : Threat/Ancaman
Ancaman dalam perencanaan ini adalah ketidakpastian sumber dana untuk membiayai setiap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

IMPLEMENTASI

S : Strength/Kekuatan
Kekuatan dari implementasi adalah persiapan yang matang sehingga semua kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
W : Weakness/Kelemahan
Kelemahan dari implementasi adalah terkadang tidak semua anggota kelompok terlibat langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan disebabkan karena ada beberapa kegiatan yang waktu pelaksanaannya bersamaan. Selain itu keterbatasan dana menyebabkan beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan.
O : Opportunity/Kesempatan
Kegiatan dapat terlaksana oleh karena adanya  kerjasama dengan pihak institusi,  dan Puskesmas dalam bentuk dana, tenaga, dan media penyuluhan. Disamping itu, peran serta masyarakat dan keterlibatan dalam setiap kegiatan merupakan kesempatan dari tahap implementasi.
T : Threat/Ancaman
Masalah cuaca yang tidak menentu, waktu pelaksanaan kegiatan masyarakat tidak dapat terlibat karena memiliki kesibukan bekerja, tidak semua kampung dapat terjangkau karena kondisi wilayah yang berjauhan sehingga pada pelaksanaan kegiatan ada beberapa kampung yang tidak terlibat.

EVALUASI
Ø  Evaluasi struktur
Dalam perencanaan kegiatan telah diorganisir dengan baik mencakup  penunjukan penanggung jawab / kepanitiaan, job description, dengan harapan kegiatan tersebut dalam berlangsung dengan baik.


Ø  Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung dengan baik, karena semua anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan.
Ø  Evaluasi hasil
Kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana, yaitu penyuluhan – penyuluhan kesehatan, posyandu balita dan lansia, kerja bakti dan pemberian makanan tambahan. penyuluhan diare dan sanitasi lingkungan.
Kegiatan yang tidak terlaksana yaitu pengadaan tempat sampah, hal ini dikarenakan kurangnya dana.














BAB V

PENUTUP


A.   KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan  untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif melalui kerjasama  dan peran serta masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga, dan masyarakat, yang  menekankan pada upaya pencegahan penyakit  dan peningkatan kesehatan  dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
-          Asuhan keperawatan yang diberikan, terdiri dari pengkajian, perencanan, implementasi dan evaluasi
-          Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di dusun tokka, mahasiswa  melibatkan peran serta masyarakat melalui strategi  pembinaan wilayah  dan keluarga binaan yang akan bersama-sama dengan mahasiswa dan masyarakat lainnya dalam mengatasi masalah kesehatan.
-          Pemilihan keluarga binaan didasarkan pada keluarga yang berisiko tinggi, masalah actual serta rawan dalam kesehatan. 
-          Selama melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat melakukan pengkajian,  menetapkan masalah, menentukan prioritas, membuat perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi.
-          Adapun masalah kesehatan yang  ditemukan di dusun tokka adalah : Lingkungan masyarakat yang kurang sehat, Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan Ibu dan anak, kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan lanjut usia.
-          Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama  masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut antara lain : Penyuluhan kesehatan, kerja bakti massal, penyuluhan kesehatan ibu hamil, kegiatan posyandu (1 kali), posyandu lansia dan pemberian makanan tambahan.
-          Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut diatas didapatkan hasil  antara lain, terlaksananya kegiatan penyuluhan (pada masyarakat umum, ibu-ibu hamil, ibu-ibu dengan balita dan lansia), meningkatnya jumlah rumah penduduk yang tidak memiliki jentik, meningkatnya jumlah balita yang ke posyandu untuk imunisasi terlaksananya kegiatan kerja bakti massal, terlaksananya kegiatan posyandu balita (1 kali) dan posyandu lansia (1 kali).
-          Keberhasilan yang telah dicapai merupakan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat melalui Kelompok Kerja Kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, Puskesmas, pemerintah setempat (camat, lurah dan dusun) serta masyarakat lainnya di Lingkungan Tokka.





B.  SARAN – SARAN
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas telah dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas serta aparat pemerintah setempat mulai bupati sampai lingkungan perlu dipertahankan / ditingkatkan dimasa-masa mendatang, demi terlaksananya praktek komunitas yang berkualitas.
2.      Kerja sama antara masyarakat dan instansi terkait agar tetap dipertahankan dan dikembangkan sehingga  program yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik.
3.      Puskesmas dan pemerintah setempat  sebaiknya memberikan pembinaan yang berkesinambungan kepada warga agar termotivasi untuk melaksanakan program-program kesehatan termasuk dalam melakukan pembinaan  pada keluarga yang berisiko.
4.      Kerjasama antara pihak  pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat  agar senantiasa menindaklanjuti  kegiatan praktik keperawatan komunitas yang telah dilakukan oleh mahasiswa, sehingga masalah kesehatan yang timbul dimasyarakat dapat ditangani.





DAFTAR PUSTAKA


Anderson E.T.Mc Farton .J.M  Community as Chem, Philadelphia. WB
Sauders Company, 1986

Bailon and Maglaya S.A. Family Healt NursingThe Proces, Quenzon City: SG Bailon Maglaya . Up Coolage Nursing

Departemen Kesehatan RI ( 1990 ) Pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Penyakit Diare, Jakarta : Depkes RI

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina PSM ( 1987 ).Pedoman Kader di Posyandu KLB- Kesehatan , Jakarta : Depkes RI

Departemen Kesehatan RI, Kesehatan Lingkungan dalam Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit Diare, Jakarta, Depkes RI

Departemen Kesehatan, Ditjen PPM dan PLP, (1990 ) Buku Pedoman Pelaksanan Progaram Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),Untuk Petugas Kesehatan, Jakarta : Depkes RI

Depertemen Kesehatan, Ditjen PPM dan PLP (1990 ), Buku pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) untuk kader, Jakarta, Depkes RI

Freeman R. B. Henrich ( 1991) Comminity Health Nursing Practice (2nd. Ed ), Philadelphia : WB Saunders Co

Foster,R.L.  Husberg M. N and Anderson J.J.T (1989) Family Cantered Nursing Care of Education. Philadelphia: WB. Saunders Co

Nasrul Effendy, Drs, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, ed.2, EGC, Jakarta, 1998



















Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar